REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperingatkan bahwa virus corona mendorong diskriminasi terhadap komunitas rentan di Asia, termasuk migran dan orang asing, Kamis (17/9). Penanganan Covid-19 pun harus difokuskan juga pada rumor-rumor yang beredar di masyarakat.
Badan kemanusiaan tersebut mensurvei 5.000 orang di Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Pakistan. Hasilnya menemukan sekitar setengah peserta menyalahkan kelompok tertentu yang menyebarkan virus corona, dengan banyak menyebutkan orang China, imigran, dan orang asing.
“Hal ini terutama mengkhawatirkan bahwa baik pekerja migran nasional maupun pekerja asing disalahkan atas penyebaran Covid-19 karena mereka sudah cukup rentan,” kata salah satu peneliti utama dan koordinator keterlibatan dan akuntabilitas komunitas Asia Pasifik dari badan tersebut, Dr Viviane Fluck.
Fluck mengatakan, harus ditingkatkan lagi fokus pada langkah memerangi rumor yang terkait dengan dinamika kekuasaan yang mendasari dan masalah struktural ketimpangan. Hal ini melihat dari pernyataan-pernyataan peserta yang mengikuti survei tersebut.
Lebih dari separuh orang Indonesia yang disurvei menyalahkan orang asing dan pelanggar aturan. Sementara di Myanmar, kelompok yang paling sering dianggap bertanggung jawab adalah orang-orang dari China dan orang asing lainnya.
Peserta Malaysia, dua pertiganya menyalahkan kelompok tertentu. Mereka paling sering menyebut migran, turis asing, dan orang asing ilegal.
Sedangkan Pakistan, kebanyakan orang yang disurvei menyalahkan pengaturan pemerintah yang tidak memadai di perbatasan Iran. Alasan lainnya adalah lalulintas warga negara, termasuk peziarah yang kembali dari Iran dan kemudian orang-orang dari Cina.
Dari keempat negara, pendidikan tinggi berdampak kecil pada responden menyalahkan kelompok tertentu. Hasil menunjukan dengan lulusan universitas sedikit lebih kecil kemungkinannya untuk meminta pertanggungjawaban orang tertentu.