Jumat 18 Sep 2020 06:53 WIB

Wali Kota Tasikmalaya: Jangan Sampai Ada Ambulans Antre

Terjadi peningkatan kasus covid-19 di Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
 Wali Kota Tasikmalaya: Jangan Sampai Ada Ambulans Antre. Foto: Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman memantau kesiapan Gedung Rawat Inap Mitra Batik, RSUD dr Soekardjo, Jumat (11/9). Gedung itu akan digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wali Kota Tasikmalaya: Jangan Sampai Ada Ambulans Antre. Foto: Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman memantau kesiapan Gedung Rawat Inap Mitra Batik, RSUD dr Soekardjo, Jumat (11/9). Gedung itu akan digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mencatat penambahan kasus yang cukup tinggi selama sepekan terakhir. Setidaknya terdapat penambahan 10 kasus terkonfirmasi positif dalam waktu tujuh hari ke belakang.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengakui adanya peningkatan signifikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerahnya. Menurut dia, penginkatan itu harus menjadi pengingat kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Ia menilai, saat ini sedang memasuki gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Kita lihat di Jakarta itu ambulans sampai antre masuk ke Wisma Atlet. Ini jangan sampai terjadi (di Tasikmalaya)," kata dia, Kamis (17/9).

Untuk mengantisipasi pelonjakan kasus yang lebih tinggi, Budi mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya akan mengevaluasi kebijakan terkait perizinan kegiatan yang mengundang massa dalam jumlah banyak. Sebab, massa yang berkerumun berpotensi lebih besar dalam penyebaran Covid-19.

Ia meminta masyarakat untuk memahami dengan tidak melakukan kegiatan yang mengundang orang banyak. Hal itu dinilai demi keselamatan banyak orang.

"Kalau pemerintah menilai kegiatan itu bisa berisiko, maka mohon maaf. Tidak bisa (diakukan), kecuali bisa menyesuaikan protokol kesehatan," kata dia.

Menurut Budi, sarana dan prasarana di daerah tak bisa disamakan dengan kota besar. Artinya, menurut dia, daerah memiliki keterbatasan dalam pelayanan untuk penanganan pasien Covid-19.  

"Jangan sampai kasus melebihi kapasitas pelayanan. Mangkanya kita jaga protokol kesehatan," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Kamis, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu berjumlah 69 kasus. Sebanyak 49 orang telah dinyatakan sembuh, 16 orang masih menjalani perawatan, dan empat orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement