Jumat 18 Sep 2020 11:30 WIB

Ecoton: Sungai dan Pantai Lamongan Darurat Mikroplastik

Darurat mikroplasti terjadi di Sungai Sudetan, Pantai Paciran dan Pantai Brondong

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lembaga Ecoton, Komunitas Rumah Kreatif Mencorek dan Kelompok Cakrawala Surya dari Universitas Muhammadiyah Lamongan menemukan timbunan sampah plastik di sejumlah sungai dan pantai utara Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Foto: Dok. Ecoton
Lembaga Ecoton, Komunitas Rumah Kreatif Mencorek dan Kelompok Cakrawala Surya dari Universitas Muhammadiyah Lamongan menemukan timbunan sampah plastik di sejumlah sungai dan pantai utara Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Sungai dan sejumlah pantai utara di Kabupaten Lamongan dilaporkan darurat mikroplastik. Kesimpulan ini berdasarkan penyusuran tim Ecoton, Komunitas Rumah Kreatif Mencorek dan Kelompok Cakrawala Surya dari Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Direktur Ecoton Indonesia, Prigi Arisandi menyatakan, darurat mikroplastik terjadi pada Sungai Sudetan, Pantai Paciran dan Pantai Brondong. Fenomena ini terjadi akibat pengelolaan sampah yang kurang tepat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan. "Diperlukan upaya Pemkab Lamongan untuk menyediakan sarana kontainer sampah residu yang tidak bisa didaurulang seperti sachet dan tas kresek. Serta mendorong dibangunnya tempat pembuatan sementara 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)," kata Prigi kepada Republika.co.id, Jumat (18/9).

Ecoton bersama dua komunitas telah menyusuri timbulan sampah di sekitar Sungai Bengawan Solo pada 15 sampai 17 September. Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari Bendungan Karet Sedayulawas hingga muara. Hasilnya, mereka menemukan sembilan timbulan sampah kecil dan besar yang didominasi plastik serta sachet

Berdasarkan hasil audit, tim menemukan bahwa penyumbang sampah berasal dari tiga perusahaan terkenal. Ketiga perusahaan tersebut antara lain Wings Group, Unilever, dan Procter and Gamble Company.