Jumat 18 Sep 2020 11:42 WIB

Ridwan Kamil Sedih dan Terpukul Ada 115 Dokter Meninggal

Ridwan Kamil sebut keselamatan nakes prioritas seiring dengan keselamatan pasien.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, saat ini Indonesia sedang berada dalam kondisi perang melawan Covid-19. Nakes seperti dokter dan perawat merupakan salah satu garda terdepan melawan musuh tidak terlihat. Faktanya, hingga kini ada 115 dokter meninggal akibat Covid-19 adalah pukulan dan sebuah kesedihan baginya.

"Yang menjadi garda terdepan adalah tenaga kesehatan. Makanya kita sangat sedih ada 115 dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang gugur, juga di seluruh dunia sebanyak lebih dari 3.000 orang yang gugur," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat berbicara di hadapan sekitar 900 tenaga kesehatan seluruh Indonesia dalam puncak peringatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2020 secara daring dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (17/9).

Sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Emil berbagi suka duka di lapangan. Menurutnya, tidak mudah bagi seseorang mengambil keputusan pada situasi darurat kesehatan yang belum pernah dialami sebelumnya.

Emil pun, mengajak tenaga kesehatan menjadikan Hari Keselamatan Pasien Sedunia menjadi momentum perenungan, bahwa keselamatan tenaga kesehatan (nakes) sama penting dengan keselamatan pasien. "Keselamatan nakes prioritas seiring dengan keselamatan pasien," kata dia.

Emil, kemudian membagikan tips dalam setiap keputusannya selalu berpegang kepada lima prinsip. Kelima prinsip itu yakni proaktif, ilmiah, transparan, mampu memproduksi alat medis dan kolaboratif.

Emil meminta tenaga kesehatan di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 solid dan tetap menjaga solidaritas. "Jadi dalam konteks ini kebersamaan kita menjadi penting. Saya menitipkan solidaritas dari seluruh rumah sakit karena saya punya data ada beberapa rumah sakit yang belum optimal dalam penanganan Covid-19," kata dia.

Selain keteladanan, kebersamaan dan solidaritas menjadi salah satu pertimbangan Emil mau menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19. Ia berharap seluruh prosesnya hingga akhir tahun berjalan lancar sehingga vaksin dapat diproduksi massal dan disuntikkan kepada masyarakat. Beban tenaga kesehatan pun akan jauh berkurang.

"Mudah-mudahan uji vaksin ini lancar karena ujung atau akhir dari Covid-19 adalah imunitas," kata Ridwan Kamil.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan Hari Keselamatan Pasien Sedunia jatuh setiap 17 September. Peringatan pertama dilakukan tahun 2019 dan ini adalah tahun kedua.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement