REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Mahkamah Konstitusi Peru menolak permintaan Presiden Martin Vizcarra untuk menangguhkan proses pemakzulannya.
Menurut Hakim Marianella Ledesma, keputusan itu diambil setelah hasil pemungutan suara 5-2. Pemungutan suara itu dilakukan sehari sebelum sesi kedua pemungutan suara pemakzulan, di mana Vizcarra akan menanggapi tuduhan penipuan dan upaya menghalangi penyelidikan korupsi.
Jumat lalu, Kongres memutuskan untuk memulai proses pemakzulan setelah rekaman audio presiden beredar. Rekaman tersebut berkaitan dengan kasus "Richard Swing" yang melibatkan seorang penyanyi yang disewa untuk memberikan ceramah motivasi kepada Kementerian Kebudayaan.
Richard Cisneros dituduh memanfaatkan pertemanannya dengan Vizcarra untuk memperoleh sembilan kontrak mulai dari 7.000 sol (2.000 dolar AS) hingga 33.400 sol (9.500 dolar AS). Dalam rekaman itu, Vizcarra mengakui dia bertemu Cisneros beberapa kali di istana presiden selama pandemi Covid-19, dan menginstruksikan stafnya untuk berbohong tentang pertemuan tersebut.
Presiden mengatakan peredaran rekaman itu adalah bagian dari rencana lawan politik untuk menggulingkan dia dari jabatannya.