REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG UBAN -- Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Uban berhasil mengevakuasi empat orang Nelayan yang sempat hanyut di Perairan Tanjung Berakit Laut Natuna, Kamis (17/9).
Kepala PLP Kelas II Tanjung Uban Capt Handry Sulfian melalui Kasubsie Operasi Capt Deddy Sirachman mengerahkan KN. Kalimasdha-P.115 begitu mendapatkan laporan mengenai adanya nelayan yang hanyut di laut. Para nelayan itu hanyut setelah kapal mereka karam di hantam badai.
“Keempat nelayan tersebut diketahui sempat terombang-ambing di laut selama 3 (tiga) hari sebelum kemudian ditemukan dan diselamatkan oleh Kapal MT. Seaways Yellowstone,” kata Handry dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (18/9).
Handry mengungkapkan, segera setelah mendapatkan arahan darinya, pada pukul 14.30 WIB, Komandan KN. Kalimasadha-P.115 melakukan kontak Radio dengan MT. Seaways Yellowstone untuk kemudian berangkat pada pukul 15.30 WIB dari Perairan Tanjung Berakit menuju ke lokasi labuh jangkar MT. Seaways Yellowstone pada posisi 01° 40' 60'' N / 104° 52' 13'' E.
Menurut Handry, setelah melakukan proses serah terima, keempat Nelayan korban kapal karam tersebut dibawa naik ke KN. Kalimasadha-P115 untuk dievakuasi ke daratan.
Handry menjelaskan, setelah keempat orang Nelayan tersebut tiba di Pangkalan PLP Tanjung Uban sekitar pukul 00.30 WIB, pihaknya berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk membawa keempat Nelayan tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Busung Tanjung Uban guna mendapatkan penanganan medis.
“Selanjunya, setelah kondisi mereka dipastikan aman, kami akan membantu proses mereka kembali ke daerah asal mereka di Kijang,” ucap Handry.