Jumat 18 Sep 2020 17:26 WIB

Rasialisme Anti-Muslim Meningkat di Jerman

Muslim Jerman kerap diperlakukan secara diskriminatif.

Rep: Febryan A/ Red: Ani Nursalikah
Rasialisme Anti-Muslim Meningkat di Jerman. Muslimah Jerman berunjuk rasa di Hamburg, Jerman.
Foto: Daniel Bockwoldt/EPA
Rasialisme Anti-Muslim Meningkat di Jerman. Muslimah Jerman berunjuk rasa di Hamburg, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ranna Tanriverdi begitu mencintai Jerman, terutama Kota Berlin. Tapi, ia merasa tak diizinkan mencintai negeri itu.

Tanriverdi adalah mahasiswi di sebuah universitas di Kota Berlin, Jerman. Ia adalah seorang Muslim sebagaimana 4,5 juta warga Jerman lainnya. Namun, ia mengaku kerap diperlakukan secara diskriminatif.

Baca Juga

Melansir laporan media Jerman, Deutsche Welle, Jumat (18/9), serangan terhadap Muslim memang meningkat di negara itu selama beberapa tahun terakhir. Tahun lalu saja, 10 Muslim tewas dan lima luka-luka akibat serangan rasialis di Kota Hanau.

"Ketika kejadian seperti itu terjadi, saya bahkan hampir tidak terkejut lagi. Ini menyedihkan dan mengerikan," kata Tanriverdi.

Namun demikian, kata peneliti, tindakan anti-Muslim ternyata juga dirasakan oleh mereka yang bukan Islam. Sebab, serangan atau diskriminatif itu hanya berbasiskan penilaian kasat mata saja.

"Sebagai contoh, bahasa yang digunakan, nama, penampilan, warna rambut, apakah dia menggunakan hijab atau tidak. Dan ini berdampak terhadap banyak orang lebih dari yang Anda kira. Sebab ini tidak hanya keterkaitan individu terhadap Islam tetapi bagaimana orang lain menilai dirinya" kata Sevinc Kuzuoglu, peneliti tentang rasialisme anti-Muslim.

Penilaian diskriminatif semacam itu memang sudah dilihat Tanriverdi sejak kecil. Suatu ketika, saat ia masih kelas enam, gurunya mengajak para murid mengunjungi rumah sakit setempat. Di sana, ibu Tanriverdi bekerja sebagai dokter.

"Ketika kami sampai di sana, guru menunjukkan berbagai jenis pekerjaan, seperti dokter, perawat, dan cleaning service. Ketika guruku menunjuk cleaning service, ia menunjuk ibuku yang sedang berjalan di koridor," ujar Tanriverdi.

Kini, ia tak ingin generasi muda Jerman yang Muslim merasakan hal sama. Ia bakal melawan rasialisme di Jerman. Ia ingin generasi muda Muslim bisa mencintai Jerman tanpa didiskriminasi.

https://www.dw.com/en/anti-muslim-racism-on-the-rise-in-germany/av-54969833

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement