REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan tidak ada lagi program penceramah bersertifikat sebagaimana yang beredar. Setelah mendapat masukan dan arahan, nama program tersebut diganti menjadi program penguatan kompetensi penceramah agama.
"Kami ingin meluruskan, bahwa nama program ini adalah penguatan kompetensi penceramah agama. Jadi, yang beredar itu, dai bersertifikat, karena kemudian kami sudah banyak mendapat masukan, kami mendapat arahan dari berbagai pihak. Akhirnya kami berketetapan, program ini adalah penguatan kompetensi penceramah agama," kata dia dalam peluncuran program tersebut di Jakarta, yang ditayangkan melalui konferensi video, Jumat (18/9).
Karena itu, Zainut menegaskan, tidak ada lagi istilah dai bersertifikat atau penceramah agama bersertifikat sebagai wujud untuk menghindari polemik yang muncul. Misal munculnya berbagai pendapat yang saling menegasikan. Hal ini sebagaimana kaidah fiqih "al-Khuruj Minal Khilaf Mustahab", yang artinya, dianjurkan keluar dari perkara yang diperselisihkan.
"Kami ingin keluar dari persoalan polemik tersebut, sehingga kami menemukan satu nama program yang disebut dengan penguatan kompetensi penceramah agama. Dengan harapan ini tidak lagi menjadi dikotomi, apakah ada yang bersertifikat atau tidak bersertifikat. Karena utamanya adalah penguatan nilai-nilai kompetensi untuk para penceramah agama," jelasnya.
Kementerian Agama resmi meluncurkan program penguatan kompetensi penceramah agama di Jakarta pada Jumat (18/9). Program tersebut diresmikan oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi yang mewakili Menteri Agama Fachrul Razi.
"Atas nama Kementerian Agama, secara resmi saya me-launching penceramah agama bersertifikat, atau program penguatan penceramah agama dengan membaca basmalah. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan mengarahkan kita semuanya," kata Zainut saat meresmikan.
Zainut mengatkaan, ada 53 ormas Islam dan lembaga keagamaan yang hadir dalam peluncuran program itu. Program ini dilaksanakan oleh Kemenag sesuai direktorat jenderal masing-masing agama. Ada Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Hindu, Bimas Buddha dan Bimas Konghucu. "(Dirjen-dirjen ini) akan menyelenggarakan program ini sesuai dengan audience-nya masing-masing," imbuhnya.