REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abbas bin Abdul Muththalib merupakan paman sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW. Begitu dekatnya hubungan antara kedua insan itu. Rasulullah SAW sampai-sampai pernah bersabda, "Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas, maka sama seperti menyakitiku."
Abbas berumur lebih panjang daripada beliau. Ia hidup melewati zaman Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Di era sang amirul mu`minin, ketokohannya begitu dihormati. Ia menjadi tempat kaum Muslimin bertanya perihal agama. Kepadanya, sang penguasa kerap meminta pertimbangan.
Seperti yang terjadi tatkala zaman Khalifah Umar. Waktu itu, terjadi paceklik hebat dan kemarau ganas. Orang-orang berdatangan kepada Khalifah untuk mengadukan kesulitan. Bahkan, wabah kelaparan sempat melanda di berbagai daerah.
Umar menganjurkan kepada Muslimin yang mampu untuk bersedia mengulurkan tangan. Membantu saudara-saudaranya yang ditimpa kekurangan dan kelaparan. Kepada para penguasa di tiap daerah, amirul mu`minin menginstruksikan supaya mengirimkan bergerak cepat dalam mengatasi keadaan.
Ka'ab menemui Khalifah Umar seraya berkata,"Wahai Amirul Mukminin, biasanya Bani Israel kalau menghadapi bencana semacam ini, mereka akan meminta hujan dengan melapor kepada para nabi mereka."
Umar berkata,"Saya tahu kepada siapa kita menghadap. Dialah paman Rasulullah, saudara kandung ayah beliau. Lagi pula, ia pimpinan Bani Hasyim."
Khalifah Umar kemudian pergi kepada Abbas. Sang pemimpin menceritakan kesulitan besar yang dialami umat akibat kemarau panjang dan paceklik itu.
Sesudah itu, ia naik mimbar bersama Abbas seraya berdoa, "Ya Allah, kami menghadapkan diri kepada-Mu bersama dengan paman Nabi kami dan saudara kandung ayahnya, maka turunkanlah hujan-Mu dan janganlah kami sampai putus asa!"
Abbas lalu meneruskan, memulai doanya dengan puja dan puji kepada Allah SWT.
"Ya Allah," kata paman Rasulullah SAW itu, "Engkau yang mempunyai awan dan Engkau pula yang mempunyai air. Sebarkanlah awan-Mu dan turunkanlah air-Mu kepada kami. Hidupkanlah semua tumbuh-tumbuhan dan suburkanlah semua air susu. Ya Allah, Engkau tidak mungkin menurunkan bencana kecuali karena dosa dan Engkau tidak akan mengangkat bencana kecuali karena tobat. Kini umat ini sudah menghadapkan dirinya kepada-Mu, maka turunkanlah hujan kepada kami..."
Ternyata doanya itu langsung diterima dan diijabah Allah SWT. Hujan lebat turun dan tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan suburnya.
Orang-orang bersyukur kepada Allah. Mereka juga mengucapkan selamat kepada Abbas, "Selamat kepadamu, wahai Saqil Haramain, yang mengurusi minuman orang di Makkah dan Madinah."