REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akhirnya buka suara terkait perbedaan data angka kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan rumah sakit ke portal RS Online milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan angka kematian yang dirilis secara resmi oleh pemerintah setiap harinya. Angka kematian yang dilaporkan melalui RS Online tercatat jauh lebih banyak ketimbang jumlah yang dirilis pemerintah.
RS Online merupakan portal yang disiapkan pemerintah untuk menampung laporan data Covid-19 dari seluruh rumah sakit rujukan di Tanah Air.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menjelaskan, data kematian yang dilaporkan melalui RS Online belum pasti terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien yang meninggal dengan dugaan Covid-19, termasuk suspek, dilaporkan terlebih dulu oleh rumah sakit untuk selanjutnya dilakukan tes PCR. Artinya, seluruh kasus kematian yang dilaporkan pihak rumah sakit tetap perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium.
Berbeda dengan RS Online yang belum pasti tentang konfirmasi status pasien, seluruh data yang dirilis Pusdatin Kementerian Kesehatan sudah melalui pemeriksaan laboratorium. Artinya, ujar Reisa, angka kematian yang diumumkan pemerintah sudah dipastikan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Oleh karena itu data yang ada di rumah sakit masih perlu pembuktian melalui laboratorium maka bisa disimpulkan data yang ada di RS Online belum semua terkonfirmasi hasil lab," kata Reisa dalam keterangan pers di kantor presiden, Jumat (18/9).
Kabar mengenai perbedaan angka kematian ini kembali diangkat oleh akun @andemictalks di media sosial. Dari data yang dihimpun oleh akun tersebut, disebutkan bahwa jumlah angka kematian berdasarkan RS Online per 16 September adalah 22.932 orang. Sementara pada hari yang sama, update angka kematian yang dirilis pemerintah adalah 9.100 orang. Artinya, ada selisih angka kematian 13.832 orang.