Jumat 18 Sep 2020 22:45 WIB

Satgas Minta Pendidik Jadi Teladan Perubahan Perilaku 3M

Kampanye perubahan perilaku masyarakat melibatkan institusi pendidikan.

Satgas Minta Pendidik Jadi Teladan Perubahan Perilaku 3M. Sejumlah siswa mencuci tangannya dengan sabun sebelum masuk ke dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas di SMA Negeri 3, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (7/9/2020). Sebanyak 14 SMA di Kabupaten Jombang mulai melaksanakan KMB secara tatap muka terbatas setelah melalui proses verifikasi kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Satgas Minta Pendidik Jadi Teladan Perubahan Perilaku 3M. Sejumlah siswa mencuci tangannya dengan sabun sebelum masuk ke dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas di SMA Negeri 3, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (7/9/2020). Sebanyak 14 SMA di Kabupaten Jombang mulai melaksanakan KMB secara tatap muka terbatas setelah melalui proses verifikasi kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi meminta tenaga pendidik seperti guru dan dosen dapat menjadi teladan perubahan perilaku bagi masyarakat.

"Kami minta agar dosen maupun guru dapat menjadi contoh perubahan perilaku, karena baik dosen maupun guru diteladani masyarakat," ujar Harry dalam webinar "Edukasi Perubahan Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak), Jumat (18/9).

Baca Juga

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia sedang menghadapi perang melawan Covid-19. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat patuh dalam menerapkan 3M. Dalam kampanye perubahan perilaku tersebut, ia melibatkan institusi pendidikan karena merupakan institusi yang berpengaruh.

"Ketua Satgas Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan kalau kita bisa melakukan perubahan perilaku melalui institusi pendidikan, maka kita dapat menjangkau 150 juta penduduk Indonesia," urainya.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan perilaku adaptasi kebiasaan baru di lingkungan perkantoran tidak sepenuhnya diterapkan. Sebanyak 85,88 persen mewajibkan penggunaan masker, 81,91 persen menerapkan menjaga jarak, dan 81,87 persen menyediakan sarana cuci tangan.

Sebagian besar yang patuh dengan perilaku adaptasi kebiasaan baru adalah perusahaan skala besar. "Potensi pelibatan masyarakat dalam penanganan Covid-19 sebenarnya tinggi, karena mereka mau berperan. Berperannya tidak usah rumit-rumit, cukup dengan 3M atau protokol kesehatan pencegahan Covid-19," katanya.

Permasalahannya saat ini ada masyarakat yang patuh pada protokol kesehatan, ada yang setengah-setengah menerapkan protokol kesehatan, dan ada yang tidak patuh menerapkan protokol kesehatan. Untuk itu, perlu upaya mendorong perubahan perilaku di masyarakat yang masih setengah atau tidak patuh protokol kesehatan.

Jenis intervensi yang bisa dilakukan mulai dari insentif, hukuman, nasehat, dan dorongan. Dia memberi contoh, guru dapat memutar video mengenai 3M sebelum pembelajaran dilakukan. Begitu jika pembelajaran tatap muka, guru dapat terus menyampaikan pesan tersebut kepada siswa.

"Teladan tenaga pendidik sangat diperlukan dalam hal perubahan perilaku ini," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement