REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengausuh Pondok Pesantren Al-Hasani Kebumen, Gus Fahruddin Ahmad mengatakan, ada 24 pondok pesantren yang menerima bantuan operasional pesantren (BOP) pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dari 24 pesantren tersebut, menurut dia, ada 17 pesantren yang pencairannya melalui Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdatul Ulama (NU) Kebumen.
“Dan yang tujuh di luar jalur RMI itu saya belum mengetahui informasinya, kayaknya itu jalur partai. Ada pungutan atau tidak saya belum mengetahui informasinya,” ujar Ketua RMI NU Kebumen ini kepada Republika.co.id, Jumat (18/9).
Menurut Gus Fahru, pesantren yang dipimpinnya sendiri belum menerima pencairan dana bantuan tersebut karena pencairannya memang dilakukan secara bertahap. Namun, menurut Gus Fahru, yang jelas dana bantuan yang dicairkan melalui RMI Kebumen tidak ada pengutan apapun.
“InsyaAllah nggak ada (pungutan), nggak tahu kalau yang lewat (orang) partai atau jalur lain. Selama lewat RMI nggak ada,” ucapnya.
Berrdasarkan informasi yang diterimanya, kata Gus Fahcri, setidaknya ada 6000 lebih dana BOP yang dicairkan melalui RMI NU dan jalur partai. Pencairan melalui orang yang juga merupakan anggota partai, kata dia ada sekitar 4000. Sedangkan yang melalui RMI sekitar 2000 pesantren.
Belakangan ini beredar informasi adanya dugaan pemotongan bantuan operasional pesantren. Merespon hal itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghofur mendorong masyarakat untuk melaporkannya kepada Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag agar bisa ditindaklanjuti.
"Setiap laporan yang masuk, kami teruskan ke Itjen Kemenag untuk diinvestigasi. Kami juga dorong masyarakat yang menerima info pemotongan bantuan untuk melaporkan ke Itjen Kemenag," ujar Waryono dalam keterangan yang didapat Republika, Jumat (18/9).