REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru bicara gerakan Ikhwanul Muslimin mengungkapkan, bahwa Ibrahim Mounir kini bertindak sebagai pemandu tertinggi gerakan di Mesir tersebut setelah penangkapan pemimpin sebelumnya, Mahmoud Ezzat.
Talaat Fahmi mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah organisasi kelembagaan yang tidak dikelola secara individu, melainkan dijalankan secara kolektif.
Ia juga menambahkan, bahwa Mahmoud Hussein masih menjadi sekretaris jenderal organisasi tersebut. Namun demikian, Fahmi membantah rumor bahwa sebuah komite telah dibentuk untuk mengurus Ikhwanul Muslimin.
Ia menjelaskan, bahwa kode internal organisasi tidak mensyaratkan peranan pembimbing tertinggi untuk berada di antara anggota Ikhwanul Muslimin. Hal itu mengingat, bahwa kelompok tersebut memiliki komite sendiri, institusi, selain Dewan Syura.
Sebelumnya, Mounir mengirim surat kepada anggota Ikhwanul Muslimin, yang mengatakan bahwa setelah penangkapan Ezzat, kegiatan organisasi diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan untuk tahap selanjutnya.
Surat itu juga menyatakan, bahwa pekerjaan dari kelompok tersebut telah diatur agar memenuhi persyaratan dari fase yang akan datang, sesuai dengan rencana yang efektif, yang terbukti efisien dalam menghadapi berbagai uji coba.
"Dengan rahmat Allah SWT, Ikhwanul Muslimin berhasil mengatasi tantangan ini dengan menjaga persatuan dan sikap netral anggotanya, yang terbukti berkomitmen penuh pada pendekatan sentral dan doktrin fundamental kami. Dengan bantuan Allah, kelompok tersebut mempertahankan ketabahannya dalam menghadapi plot dan konspirasi dari para penindas dan tetap kebal terhadap perpecahan dan perselisihan," demikian bunyi surat dari Mounir kepada anggota Ikhwanul Muslimin, dilansir di Middle East Monitor, Jumat (18/9).