Jumat 18 Sep 2020 21:08 WIB

Yang Disampaikan Rasulullah SAW Saat Peristiwa Bait Aqabah

Rasulullah SAW memberikan pernyataan saat pelaksanaan Bait Aqabah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW memberikan pernyataan saat pelaksanaan Bait Aqabah. Ilustrasi Rasulullah Muhammad SAW.
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW memberikan pernyataan saat pelaksanaan Bait Aqabah. Ilustrasi Rasulullah Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada tahun ke-13 kenabian, Nabi Muhammad SAW bersama 73 orang laki-laki dan dua orang wanita Yatsrib (Madinah) membuat perjanjian yang dikenal dengan nama perjanjian atau ikrar Aqabah kedua. Perjanjian ini dilakukan atas aspirasi masyarakat Yatsrib yang meminta jaminan keamanan.

 

Baca Juga

Dalam buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haikal dijelaskan, setelah Nabi Muhammad meminta kepada kaum Muslimin Yatsrib agar membelanya selayaknya mereka membela istri dan anak-anak mereka sendiri, Al-Bara’ segera mengulurkan tangan menyatakan ikrarnya.

 

Al-Bara’ berkata: “Rasulullah, kami sudah berikrar. Kami adalah orang peperangan dan ahli bertempur yang diwariskan dari leluhur kami.”  Namun demikian sebelum Al-Bara menyelesaikan perkataannya, Abu Haitam bin Tayyihan datang dan menyela.

 

Dia berkata: “Wahai Rasulullah, kami dengan orang-orang itu (orang-orang Yahudi Madinah) telah terikat oleh perjanjian yang sudah kami putuskan. Tetapi apa jadinya kalau kami lakukan ini lalu kelak Tuhan memberikan kemenangan kepada engkau? Apakah engkau akan kembali kepada masyarakatmu dan meninggalkan kami (Madinah)?” 

 فَتَبَسَّمَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فقال بَلِ الدَّمَ الدَّمَ والْهَدْمَ الهَدْمَ أَنْتُمْ مِنِّي وأَنَا مِنْكُمْ أُحارِبُ مَنْ حارَبْتُمْ وأُسَالِمُ مَنْ سَالَمْتُمْ

 

Mendengar itu, Nabi Muhammad pun tersenyum lalu berkata: “Bali-ddama ad-dama wal-hadma al-hadma. Antum minni wa ana minkum, uharibu man harabtum wa usalimu salamtum.” 

 

Yang artinya: “Tidak (akan begitu). Saya sehidup semati dengan kalian. Kalian semua adalah saya dan saya adalah bagian dari kalian sekalian. Saya akan memerangi siapa saja yang memerangi kalian, dan saya akan berdamai dengan siapa saja yang kalian ajak berdamai,”.

 

Tatkala masyarakat Yatsrib hendak mengadakan ikrar itu, Abbas bin Ubada datang menyela dan berkata: “Saudara-saudara dari Khazraj. Untuk apakah kalian memberikan ikrar kepada orang ini? Kamu menyatakan ikrar dengan dia, sedangkan dia (diketahui) tidak melakukan perang terhadap orang hitam dan yang berkulitt merah (yakni tidak berperang habis-habisan melawan semua orang apapun rasnya).” 

 

“Kalau kalian merasa bahwa jika harta benda kalian akan habis, binasa, serta pemuka-pemuka kalian akan mati terbunuh lalu kalian hendak menyerahkan Muhammad (kepada musuh), maka lebih baik tinggalkan saja dia. Kalaupun itu juga yang kalian lakukan, ini adalah suatu perbuatan hina dunia dan akhirat.” 

 

“Sebaliknya, jika kalian memang dapat menepati janjji seperti yang kalian berikan kepadanya itu, sekalipun harta benda kalian akan habis dan bangsawan-bangsawan akan mati terbunuh, maka silakan saja kalian menerima dia. Itulah suatu perbuatan yang baik, dunia dan akhirat,”.

 

Mendengar hal itu, hadirin yang berada di tempat riuh dan menjawab: “Akan kami terima. Sekalipun harta benda kami habis, bangsawan-bangsawan kami terbunuh. Tapi, wahai Rasulullah, kalau dapat kami tepati semua ini, ganjaran apa yang akan kami peroleh?” 

 

Nabi pun menjawab dengan tenang dan pasti: “Surga.” Lalu mereka pun dengan mantap berikrar. Mereka mengulurkan tangan dan Nabi pun membentangkan pula tangannya. Ketika itulah mereka menyatakan ikrar kepada Nabi Muhammad SAW. Usai mengucapkan ikrar, Nabi berkata:

 أَخْرِجُوا إِلَيَّ مِنْكُمْ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا مِنْكُمْ يَكُونُونَ على قَوْمِهِمْ 

"Akhrijuliy minkum itsna asyara naqiban yakununa ala qaumihim bima fihim kufala-u."

Yang artinya: "Pilihkan 12 orang pemimpin dari kalangan kalian yang akan menjadi penanggung jawab masyarakatnya.” Mereka lalu memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Bani Aus.

 

Kemudian kepada pemimpin-pemimpin itu, Nabi berkata: 

 أَنْتُمْ كُفَلاَءُ عَلَى قَوْمِكُمْ كَكَفَالَةِ الْحَوَارِيِّينَ لِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ، وَأَنَا كَفِيلُ قَوْمِي

“Antum ala qaumikum bima fikum kufala-u kakafalatil-hawariyyina li-Isa-bni Maryama wa ana kafilun ala qaumiy.” 

 

Yang artinya: “Kalian semua adalah penanggung jawab masyarakat kalian seperti pertanggungjawaban pengikut-pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggung jawab.”  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement