REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Khamami Zada, mengingatkan, kepada masyarakat Indonesia untuk tidak menggiring kasus penusukan Syekh Ali Jaber ke arah politik. Karena, dia melihat sudah ada kelompok yang mencoba memanfaatkan penyerangan ulama tersebut untuk kepentingan politik.
“Syekh Ali Jaber kan ulama baik, ulama moderat juga. Menurut saya jangan digiring-giring ke arah yang bersifat politik,” ujanya kepada Republika.co.id belum lama ini dalam acara bedah buku "Ideologi dan Lembaga Pendidikan Islam Transnasional di Indonesia".
Dia pun meyayangkan, kelompok yang mencoba membangkitkan emosi umat melalui musibah yang dialami Syekh Ali Jaber tersebut. Karena, menurut dia, emosi umat Islam sudah sering dipermainkan untuk kepentingan politik.
“Memang kalau situasi 10 tahun terakhir pasti dimainkan emosi umat, karena itu dianggap paling efektif sebagai strategi politik,” ucap Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Maayarakat UIN Syarif Hidayatullah ini.
Menurut dia, kasus penyerangan terhadap ulama yang hafal Alquran tersebut semestinya diserahkan saja kepada para penegak hukum, sehingga bisa diketahui apa motif penyerangan yang dilakukan pelaku.
“Mestinya itu dilihat sebagai krimanlitas biasa saja. Karena beliau ini kan ulama hebat, baik, mampu menjaga keseimbangan, posisinya di tengah, tidak perlu dibawa ke arah politik,” jelasnya.
Meskipun menjadi korban penusukan, Syekh Ali Jaber sendiri juga tidak menaruh dendam maupun benci terhadap pelaku. Dia justru mengingatkan jamaahnya agar tidak terprovokasi isu yang menyelimuti kasus tersebut.
"Jadi tolong jamaah sekalian jangan terpancing dan terprovokasi, jadi mohon sabar dan tenang dan Insya Allah tunggu," jelas Syekh saat mengisi tausyiah di Jalan Arjuno, Kota Malang, Kamis (17/9).