Sabtu 19 Sep 2020 16:52 WIB

Pandemi Berdampak Negatif ke Siswa SD

Banyak siswa SD di Papua yang belajar daring sebatas mengerjakan soal.

Hagar Kegiye (12 tahun) mengerjakan tugas sekolah di kios layanan internet, Kota Jayapura, Papua, Ahad (9/8/2020). Siswi kelas VI SD Inpres Bhayangkara, Jayapura Utara mengaku tidak memiliki kuota internet di telepon selulernya, sehingga mengharuskan dirinya menyewa layanan internet pada salah satu kios di Bhayangkara, Jayapura Utara.
Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Hagar Kegiye (12 tahun) mengerjakan tugas sekolah di kios layanan internet, Kota Jayapura, Papua, Ahad (9/8/2020). Siswi kelas VI SD Inpres Bhayangkara, Jayapura Utara mengaku tidak memiliki kuota internet di telepon selulernya, sehingga mengharuskan dirinya menyewa layanan internet pada salah satu kios di Bhayangkara, Jayapura Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Akademisi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Yan Dirk Wabiser, mengatakan proses belajar mengajar di rumah akibat pandemi Covid-19 berdampak negatif bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Ia beralasan, siswa tidak mendapat apa-apa karena setiap hari hanya mengisi soal ujian dari gurunya.

Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Yan Dirk Wabiser, Sabtu (19/9), mengemukakan proses belajar mengajar di rumah berdampak negatif bagi siswa terutama murid SD. "Saya lihat anak saya dengan sekolahnya, guru-guru hanya kirim soal, kirim soal, kirim soal, jadi tidak ada tatap muka. Murid SD itu butuh tatap muka secara langsung, tapi karena corona jadi tidak bisa, guru-guru hanya kirim soal, yang menyelesaikan tugas-tugas itu adalah orang tuanya," ujarnya.

Baca Juga

Lanjut dia, orang tuanya yang berperan dalam menyelesaikan soal-soal yang dikirim oleh guru. Dengan demikian, anak-anak ini tidak mendapatkan apa-apa, tidak belajar sendiri untuk mencari dan menemukan jawaban dari soal yang diberikan dari gurunya.

Jadi, kata dia, banyak sekali dampak negatif yang diterima oleh anak-anak ini, terutama anak-anak Sekolah Dasar sangat berat. Pandemi membuat sehingga proses belajar mengajar tidak jalan, dampaknya terhadap penguasaan materi dari anak-anak sekolah dasar. Tak ada penguasaan materi dari anak-anak ini.

Menurut dia, anaknya yang juga masih duduk di bangku sekolah dasar tidak pernah mengikuti proses belajar mengajar melalui daring. Guru hanya mengirim soal melalui whatsapp orang tua. Tetapi ada anak-anak yang tidak mempunyai ponsel dan pulsa paket juga tidak ada, sehingga setiap hari mereka harus ke sekolah untuk mengambil soal-soal dari guru untuk dikerjakan.

"Jadi, orang tuanya pergi ke sekolah ambil soalnya untuk dikerjakan lalu setiap pagi jawabannya diantar ke sekolah. Anak-anaknya setengah mati, tapi juga mereka tidak dapat apa-apa, yang mengalami kerugian adalah anak-anak ini," katanya.

Padahal, kata dia, anak-anak ini selalu dikatakan sebagai generasi muda, harapan masa depan bangsa ini, dimasa Covid-19 ini mereka tidak mendapat apa-apa. Diharapkan proses daring bagi murid sekolah dasar diperhatikan secara baik agar mereka dapat menguasai materi dan bisa mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh gurunya.

"Kita berharap Covid-19 ini cepat berakhir, supaya anak-anak ini bisa kembali ke sekolah untuk bertatap muka secara langsung dengan guru-gurunya. Kita harap ada pertemuan secara langsung tetapi banyak kendala yang kita hadapi," tambah dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement