REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian RI berupaya antisipasi praktik ijon dan meningkatkan posisi tawar petani atas ulah tengkulak. Ke depan, unit Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan diupayakan didukung penggilingan padi skala kecil - menengah. Mendukung peran digitalisasi BPP selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) mengusung tugas Komando Strategis Penggilingan Padi (KostraLing).
Kolaborasi KostraTani dan KostraLing dicetuskan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat dialog virtual 'Mentan Sapa Petani dan Penyuluh' (MSPP) Vol. 20 di Jakarta, Jumat (18/9). Konektivitas Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian dengan Agriculture Operation Room (AOR) dari BPP KostraTani maupun AOR Kostrada dan Kostrawil di provinsi, kabupaten dan kota.
"Saat puncak panen raya, petani biasanya menghadapi jatuhnya harga gabah. Kendala itu harus diantisipasi pengendalian penyediaan beras agar tidak terjadi gejolak harga yang merugikan petani," kata Mentan Syahrul didampingi Staf Khusus Mentan Bidang Bisnis, Lutfi Halide.
Menurut Mentan, tahun depan Kementan akan melakukan mekanisasi, khususnya penggilingan padi. Rencana teknis, KostraLing mendukung BPP KostraTani. "Dirjen terkait harap fasilitasi penyerapan gabah dengan KostraLing," ucap dia.
Syahrul mengharapkan panen raya tidak lagi menjadi momok bagi petani, maka penggilingan padi KostraLing berperan vital membeli gabah dari kelompok tani (Poktan) atau Gapoktan sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) untuk disimpan atau digiling, dalam upaya menyediakan beras kualitas standar pada waktu yang tepat.
"Kementan tidak bekerja sendiri. Ada beberapa pihak yang mendukung seperti penggilingan padi skala kecil dan menengah. Perbankan dan BLU (badan layanan umum) juga terlibat. Dalam hal ini, bantuan pemerintah dialokasikan selektif agar tepat sasaran," kata Mentan
Jumlah usaha penggilingan padi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 182.199 unit. Skala besar 2.075 unit, 8.628 unit kategori sedang dan skala kecil mencapai 169.044 unit di seluruh Indonesia.
MSPP Vol. 20 dihadiri CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin; Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati dan Karo Humas Kementan, Kuntoro Boga Andri. Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dan Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah live dari BPP Sugio di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Hadir pula Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) Prof Bustanul Arifin di Bandarlampung, Lampung.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengingatkan agar penyuluh BPP KostraTani mendampingi dan mengawal petani implementasi program utama Kementan."Dukungan KostraLing pada BPP KostraTani merupakan implementasi dari target Mentan Syahrul agar petani menguasai hulu hingga ke hilir. Maknanya, petani menjual hasil panen berupa beras dalam kemasan, bukan lagi gabah," kata Dedi Nursyamsi dari BPP Sugio di Lamongan.
Dedi Nursyamsi mengharapkan dukungan insan pertanian dan para pemangku kepentingan mengamankan dan mendukung upaya Mentan Syahrul, mengingat keterbatasan alokasi anggaran pemerintah pusat di tengah pandemi Covid-19.
"Kolaborasi KostraTani dan KostraLing sebagai program pemerintah meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan Poktan agar roda perekonomian di pedesaan tetap berjalan baik sekaligus mendukung stabilitas nasional," kata Kabadan Dedi Nursyamsi pada MSPP Vol. 20 yang dipandu Kasubbid IM Pusluhtan, Septalina Pradini selaku host MSPP via AOR BPPSDMP di Gedung D Kementan.