Ahad 20 Sep 2020 11:21 WIB

Pekanbaru Tambah Tenaga Kesehatan dan Bangun Lab

Lab biomolekuler akan mampu memeriksa lebih dari 1.600 sampel per hari.

Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, akan menambah 200 tenaga kesehatan dan membangun laboratorium biomolekuler. Hal itu dilakukan untuk mendukung peningkatan upaya penanggulangan Covid-19.
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA
Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, akan menambah 200 tenaga kesehatan dan membangun laboratorium biomolekuler. Hal itu dilakukan untuk mendukung peningkatan upaya penanggulangan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, akan menambah 200 tenaga kesehatan dan membangun laboratorium biomolekuler. Hal itu dilakukan untuk mendukung peningkatan upaya penanggulangan Covid-19.

"Tenaga kesehatan kurang, makanya kita tambah 200 dengan pembiayaan dari APBD," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT dalam pernyataan pers pemerintah di Pekanbaru, Ahad (20/9).

Baca Juga

Menurut dia, pemerintah kota sekarang sedang merekrut tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dokter, perawat, bidan, dan analis kesehatan. Tambahan tenaga kesehatan tersebut nantinya akan ditempatkan di fasilitas-fasilitas kesehatan, utamanyadi ruang isolasi di luar rumah sakit yang disediakan bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala.

Sementara itu, pembangunan laboratorium biomolekuler rencananya dilakukan di kompleks RSUD Madani milik Pemerintah Kota Pekanbaru. "Direncanakan kapasitasnya bisa memeriksa lebih dari 1.600 sampel per hari," kata Firdaus.

Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan bahwa Satuan Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru sepakat untuk mendata semua pasien Covid-19 gejala ringan dan tanpa gejala untuk dipindahkan ke fasilitas isolasi yang disediakan oleh pemerintah.

Pemerintah antara lain menyediakan fasilitas isolasi di Rusunawa Rejosari, Diklat Badan Pengembangan SDM Riau, Bapelkes Riau, asrama haji, dan sejumlah hotel bintang dua dan tiga. Penyediaan fasilitas itu ditujukan untuk mempermudah penanganan dan pengawasan pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang melakukan isolasi mandiri, meminimalkan risiko penularan, dan mencegah munculnya klaster penularan dalam keluarga.

"Akan kita data pasien OTG yang dari keluarga kurang mampu, akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang disediakan. Ini fasilitas di luar rumah sakit, seperti di diklat dan hotel yang sudah kita siapkan," kata Gubernur.

Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan fasilitas isolasi di luar rumah sakit yang bisa menampung 1.521 pasien dengan gejala ringan dan tanpa gejala dan saat ini belum sampai 100 ruang yang digunakan. Sedangkan tempat tidur pasien di ruang isolasi yang tersedia di 48 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Riau masih ada sekitar 300. Ruang isolasi di rumah sakit rujukan digunakan untuk merawatpasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau hingga Minggu siang jumlah akumulatif pasien Covid-19 di Riau total4.990 orang. Rinciannya, 2.084 orang sudah sembuh, 96 orang meninggal dunia, 1.959 orang masih menjalani isolasi mandiri, dan 852 dirawat di rumah sakit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement