Ahad 20 Sep 2020 15:11 WIB

Cirebon Mulai Terapkan Terapi Plasma pada Pasien Covid-19

Kabupaten Cirebon menjadi yang pertama menerapkan ini di wilayah Ciayumajakuning

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Terapi plasma konvalesen, salah satu alternatif pengobatan pasien Covid-19
Foto: Republika
Terapi plasma konvalesen, salah satu alternatif pengobatan pasien Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kabupaten Cirebon menjadi kabupaten pertama di Wilayah Ciayumajakuning (Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan), yang menerapkan terapi plasma dalam pengobatan terhadap pasien terkonfirmasi positif Covid-19. "Saat ini terapi plasma sedang diberikan kepada dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD Waled Kabupaten Cirebon," ujar Bupati Cirebon, Imron, akhir pekan ini. 

Terapi plasma merupakan terapi dengan cara transfusi plasma darah dari pasien yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan sudah sembuh. Dengan adanya transfusi plasma itu, diharapkan antibodi dari pasien bisa lebih meningkat dan bisa melawan Covid-19.

Baca Juga

Imron mengatakan, penggunaan terapi plasma pada pengobatan pasien yang terkonfirmasi Covid-19, merupakan salah satu bentuk ikhtiar dari Pemkab Cirebon untuk mengobati warganya yang positif Covid-19. Tak hanya pada tindakan pengobatan, Pemkab Cirebon juga telah melakukan langkah lainnya dalam upaya penanggulangan wabah Covid-19. Salah satunya dengan melakukan uji swab kepada puluhan ribu warga. "Kami juga sudah bagikan sekitar 2,5 juta masker kepada masyarakat," terang Imron. 

Sementara itu, Ketua IDI Kabupaten Cirebon, Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, mengatakan, pihaknya memberikan terapi kepada dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam skala berat dan sedang. Dalam terapi plasma itu, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan mendapatkan transfusi plasma sebanyak 400 cc. Jumlah tersebut akan ditransfusikan dua kali dalam waktu yang berbeda. "Jadi nantinya, transfusi dilakukan dua kali dengan ukuran 200 cc," terang Fariz.

Fariz menambahkan, pengobatan Covid-19 di Kabupaten Cirebon menggunakan dua cara, yaitu imunoterapi dan terapi plasma. Untuk pengobatan imunoterapi, sudah dilaksanakan di dua RS rujukan Covid-19, yaitu RSUD Waled dan RS Mitra Plumbon.

Namun, lanjut Fariz, kendala pada imunoterapi adalah ketersediaan obatnya. Untuk saat ini, obat yang digunakan untuk imunoterapi sangat sulit didapatkan. Menurut Fariz, kelangkaan obat imunoterapi itu bukan hanya terjadi di Cirebon, namun juga di sejumlah wilayah di Indonesia. Karenanya, terapi plasma itu bisa menjadi solusi atas kelangkaan obat imunoterapi.

Imunoterapi merupakan pengobatan dengan menggunakan obat infus yang mengandung anti sel radang. Dalam pengobatan Imunoterapi, pasien hanya akan mendapatkan pengobatan tersebut sekali. "Kalau terapi plasma dilakukan dua kali, sedangkan imunoterapi hanya satu kali," terang Fariz.

Fariz menilai, pengobatan dengan menggunakan terapi plasma lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan imunoterapi. Selain itu, masa evaluasi dalam pengobatan terapi plasma juga lebih cepat dibandingkan pengobatan yang diberikan dengan cara Imunoterapi.

Untuk dua pasien di RSUD Waled itu, terapi plasma baru diberikan pada Rabu dan Jumat kemarin. Dalam waktu dekat ini, tim medis akan melakukan evaluasi terkait perkembangan pengobatan dengan cara tersebut.

Fariz menambahkan, terapi plasma saat ini sudah mulai banyak dilakukan oleh sejumlah rumah sakit di Indonesia sebagai pengobatan Covid-19. Salah satunya RSPAD Gatot Subroto.

Terkait hasil yang didapatkan dari terapi plasma itu, Fariz mengaku, masih bervariasi. Namun, dari sekian banyak rumah sakit yang mulai menggunakan metode itu, lebih banyak yang berhasil. "Keberhasilan pengobatan dengan terapi plasma itu cukup banyak. Apalagi, ini memang sesuai dengan ilmu kedokteran dan medis," kata Fariz. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement