Ahad 20 Sep 2020 15:13 WIB

Jerman dan Prancis Dorong Program Pesawat Tanpa Awak Eropa

Nama resmi dari pesawat tanpa awak Eurodrone adalah European MALE RPAS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pertahanan Jerman dan Prancis mendorong percepatan kemajuan program pesawat tanpa awak Eropa yang dinamakan Eurodrone. Dua negara itu mendesak agar pengembangan inisiatif itu sudah selesai sebelum akhir tahun.
Foto: AP/VOA
Kementerian Pertahanan Jerman dan Prancis mendorong percepatan kemajuan program pesawat tanpa awak Eropa yang dinamakan Eurodrone. Dua negara itu mendesak agar pengembangan inisiatif itu sudah selesai sebelum akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Kementerian Pertahanan Jerman dan Prancis mendorong percepatan kemajuan program pesawat tanpa awak Eropa yang dinamakan Eurodrone. Dua negara itu mendesak agar pengembangan inisiatif itu sudah selesai sebelum akhir tahun.

Program senjata yang mendapat banyak dukungan itu sempat tidak diketahui lagi berkembangannya. Sejak perusahaan pesawat Airbus, Dassault dan Leonardo mengungkapkan rancangan drone tersebut di Berlin Air Show pada April 2018 lalu.

Dilansir dari Defence News, Ahad (20/9) Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly mengatakan ia berharap tahun depan perkembangan program tersebut sudah masuk ke tahap berikutnya. Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan ia berharap sejumlah isu terutama yang melibatkan banyak biaya dapat selesai dalam 'beberapa pekan ke depan'.

Pernyataan dua pemimpin pertahanan perekonomian terbesar di Eropa itu disampaikan di Manching, Jerman. Tempat Airbus mengembangkan proyek Eurodrone dan program Eropa lainnya yakni Future Combat Air System.

Nama resmi dari pesawat tanpa awak Eurodrone adalah European MALE RPAS yang kependekan dari medium-altitude, long-endurance, remotely piloted aircraft system. Proyek ini dikelola Organisasi Kerja Sama Senjata Gabungan yang terdiri dari Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol.

Drone ini dirancang sebagai pesawat tanpa awak pertama di kelas yang terintegrasi dengan pesawat sipil. Walaupun pihak berwenang Eropa belum menyelesaikan kerangka peraturan yang menyertainya.

Perusahaan yang menggarap proyek ini berharap fitur utama Eurodrone yakni sistem propulsi ganda, akan lolos uji keamanan. Sistem propulsi ganda membuat drone dapat mencadangan satu mesin.

Teknologi ini mengancam strategis bisnis perusahaan saingan dari Amerika Serikat (AS) General Atomics. Perusahaan itu ingin menjadi produsen drone yang menjual teknologi anti-tabrakan pertama ke Eropa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement