REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mendapat bantuan pelayanan sebuah Rumah Sakit Apung (RSA) dari Nusa Waluya II untuk pasien Covid-19 di Ibu kota Provinsi Riau ini. "Mereka sudah datang Jumat (18/9) kemarin dari Surabaya, dan menyampaikan keinginannya untuk memberikan bantuan sosial," kata Plh Kepala Diskes Pekanbaru dr Zaini Rizaldy di Pekanbaru, Ahad (20/9).
Zaini Rizaldy mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 saat ini bantuan sosial dari pihak manapun diterima demi melayani pasien. Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya baru berkoordinasi tingkat staf belum dengan ketua tim dokter untuk membahas teknis pelaksanaan rumah sakit terapung itu sebab ketua tim dokternya juga belum tiba.
"Baru kapalnya yang bersandar di Sungai Siak. Tetapi setidaknya mereka sudah permisi ke tuan rumah, yakni Pemerintah Daerah Pekanbaru, dan akan disarankan juga melapor ke Pemerintah Provinsi Riau," kata Zaini.
Pihak Pemkot Kota Pekanbaru masih menanti kedatangan ketua tim dan para dokternya untuk duduk bersama membahas standar operasional penanganan pasien di RSA tersebut. RSA itu turut membantu penanganan pasien COVID-19 di Pekanbaru selama dua hingga tiga bulan.
"Namun kami belum cek fasilitas yang dimiliki mereka, katanya, ada ruang perawatan, laboratorium, ICU dan lain-lain," katanya.
RSA Nusa Waluya II adalah hasil kolaborasi antara Yayasan Dokter Peduli atau doctor Share dengan PT Multi Agung Sarana Ananda. Kapal ini melaksanakan program penyediaan layanan kesehatan primer. RSA Nusa Waluya II yang memiliki 30 kamar itu merupakan rumah sakit apung ketiga milik doctor Share. RSA pertama bernama RSA dr Lie Dharmawan founder Doctor Share, RSA kedua bernama Nusa Waluya I.
Nusa Waluya II adalah RSA pertama yang berada di atas kapal tongkang. Kapal itu dimodifikasi dengan diletakkan beberapa kontainer sebagai ruangan rawat pasien. Sementara di lambung kapal tersebut terlihat logo Doctor Share beserta lambang palang merah Indonesia.