Senin 21 Sep 2020 09:47 WIB

DPRD DKI: Warga Belum Disiplin, Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Aparat keamanan yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan dapat bersikap lebih tegas

Rep: Ali Mansur/ Red: Hiru Muhammad
Pengendara melintas di dekat videotron yang menampilkan jumlah tenaga kesehatan yang menjadi korban COVID-19 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (18/9/2020). Tampilan di videotron tersebut untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya COVID-19 yang telah menyebabkan lebih dari 150 tenaga kesehatan gugur berjuang melawan pandemi.
Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA
Pengendara melintas di dekat videotron yang menampilkan jumlah tenaga kesehatan yang menjadi korban COVID-19 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (18/9/2020). Tampilan di videotron tersebut untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya COVID-19 yang telah menyebabkan lebih dari 150 tenaga kesehatan gugur berjuang melawan pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meski pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta telah menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tapi kasus baru Covid-19 masih terus meningkat. Bahkan meski PSBB Total sudah diberlakukan sepekan lalu tapi belum ada tanda-tanda melandai. Terakhir, tercatat sebanyak 1.138 kasus Covid-19 baru dan menjadi provinsi dengan kasus terbanyak. 

"Kalau kita melihat kasus Covid-19 di dekan masih meningkat ini berarti banyak masyarakat yang belum disiplin. Artinya masih banyak yang keluar rumah tanpa masker, tidak mengikuti protokol kesehatan secara baik," ujar Anggota DPRD DKI Jakarta, Ahmad Yani, Ahad (20/9).

Akibat ketidakdisiplinan tersebut, kata Ahmad Yani, menyebabkan proses penularan semakin cepat dan terus meningkat serta menyebar luas. Padahal, menurutnya, langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat dengan memperlakukan kembali PSBB sudah sangat tepat. Sebab tidak menutup kemungkinan jika PSBB tidak diterapkan kembali kasus baru Covid-19 bakal lebih tinggi.

Lanjut Ahmad Yani, dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan juga masyarakat, khusus warga DKI Jakarta. Pertama Pemprov DKI Jakarta harus terus melakukan sosialisasi tentang PSBB dan protokol kesehatan kepada masyarakat. Kedua, aparat keamanan yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan dapat melaksanakannya dengan tertib dan tegas.

"Ketiga masyarakat harus disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan ini, karena penerapan PSBB bakal sia-sia jika mereka tidak disiplin. Saya harap masyarakat mengerti dengan kondisi saat ini dan mulai disiplin," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Selain itu. Ahmad Yani juga mewanti-wanti dengan bertambah kasus baru secara signifikan setiap harinya. Kemudian jika kasus baru Covid-19 ini tidak segera melandai, maka tidak menutup kemungkinan rumah sakit dan juga tempat isolasi mandiri tidak bisa menampung lagi. Belum lagi, kata dia, terbatasnya tenaga kesehatan dan tentunya mereka juga mengalami kelelahan.

"Belum lagi juga dari tenaga kesehatan banyak yang menjadi korban, SDM-nya ini berkurang. Ini akan menjadi satu masalah besar di DKI Jakarta," tutup Ahmad Yani. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement