REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) akan mengadakan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 pada akhir bulan ini. Diharapkan kegiatan itu dapat membantu bisnis perbukuan yang mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19.
Ketua Panitia IIBF 2020 Arys Hilman Nugraha menyadari jeritan industri perbukuan selama pandemi ini. Penerbit membutuhkan lebih banyak promosi dan media penjualan agar mendongkrak pendapatan.
"Kita bantu penerbit yang kesulitan karena pandemi, karena toko buku tutup maka ini salah satu cara bisa jualan lewat online (IIBF virtual 2020)," kata Arys kepada Republika, Ahad (20/9).
Arys menyebut ada berbagai keuntungan yang diperoleh penerbit kalau mengikiti IIBF 2020. Selain buku dagangannya diakses lebih banyak orang, penerbit bisa mendapat pelatihan teknik penjualan secara daring.
"Memang ini pintu keluar bagi penerbit sehingga mereka kalau sudah ikut IIBF dapat pelatihan karena biasanya belum pengalaman jualan online. Mudah-mudahan bisa terbantu dengan acara ini," ujar Arys.
Di sisi lain, IIBF 2020 menjadi ajang promosi akan pentingnya membeli buku original. Arys menuturkan tantangan penerbit saat ini salah satunya berhadapan dengan buku bajakan yang merajalela di marketplace.
"Bisnis penerbitan buku terdampak pandemi. Semoga kebutuhan masyarakat akan literasi terpenuhi dan industri perbukuan terbantu dari acara ini, kampanye kami juga untuk dapatkan buku original jangan sampai penerbit kalah dari pembajak di marketplace," ucap Arys.
Sampai saat ini, ada 128 peserta yang mendaftarkan diri turut serta di IIBF 2020 untuk pameran dan jual beli buku. Kemudian ada 75 pembicara seperti Asma Nadia, Dewi Lestari, Rhenald Kasali dan 75 acara yang akan meramaikan IIBF 2020. Ini sejalan dengan peringatan HUT Indonesia ke-75. Ajang IIBF tahun ini akan menjadi catatan sejarah baru karena untuk pertama kalinya digelar secata virtual.