Senin 21 Sep 2020 12:34 WIB

Penganiayaan di Bintaro Sebabkan Satu Orang Meninggal

Polrestro Jaksel dan Polsek Pesanggrahan periksa 10 saksi terkait kasus penganiayaan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budi Sartono (kiri).
Foto: Shabrina Zakaria
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budi Sartono (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan (Polrestro Jaksel) dan Polsek Pesanggrahan telah memeriksa 10 orang saksi terkait kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, di Jalan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.

"Anggota Polsek Pesanggrahan dan Satreskrim masih di lapangan mencari pelakunya, untuk saksi sudah 10 orang yang diminta keterangan," kata Kepala Polrestro Jaksel Kombes Budi Sartono usai operasi yustisi di Jalan Kemang Raya, Jaksel, Senin (21/9).

Budi menjelaskan, para saksi yang dimintai keterangan adalah mereka yang ada di sekitar lokasi kejadian perkara. Polisi juga mencari dan mengumpulkan alat bukti lainnya di lokasi kejadian. "Sementara tim masih bekerja untuk melaksanakan pengembangan guna mencari pelakunya," ujar Budi.

Menurut Budi, pihaknya masih mendalami keterangan saksi-saksi dan pada keterangan awal saksi, korban bukanlah target para pelaku. Korban yang meninggal dunia diduga hendak melerai, namun justru menjadi korban senjata tajam.

"Maka dari itu, kita dalami dari korban yang memang luka yang jadi sasaran awal, nanti kita dalami," kata Budi.

Diberitakan sebelumnya, satu orang meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang di depan warung makan Jalan Bintaro Permai, Pesanggarahan, pada Sabtu (19/9) pukul 23.30 WIB.

Korban meninggal dunia bernama Toto Handoyo (59) warga Puri Kartika blok A5 No. 10 RT 001, RW 008 Tajur, Ciledug, Kota Tangerang. Insiden tersebut juga mengakibatkan satu korban terluka atas nama Riki Wahyudi (22) ber KTP Dusun Manis RT 001, RW 001 Luragung Tonggoh, Luragung, Kabupaten Kuningan.

TAKE

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement