REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan menegaskan, angkatan bersenjata mereka memiliki hak untuk membela diri dan melakukan serangan balasan saat menghadapi 'pelecehan dan ancaman'. Pernyataan ini tampaknya peringatan untuk China yang mengirimkan sejumlah pesawat tempur ke Selat Taiwan pekan lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir ketegangan antara Taipei dan Beijing meningkat tajam. China mengklaim Taiwan bagian dari wilayah mereka dan mengatakan akan menegakan kedaulatan di sana walaupun bila harus menggunakan kekuatan bersenjata sekalipun.
Pada Jumat (18/9) dan Sabtu (19/9) lalu sejumlah pesawat tempur China melintasi garis tengah Selat Taiwan dan zona identifikasi udara pulau tersebut. Hal ini memicu angkatan udara Taiwan mengusir pesawat-pesawat itu dan Presiden Tsai Ing-wen menyebut China ancaman bagi seluruh kawasan.
Dalam pernyataannya, Senin (21/9) Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan mereka memiliki prosedur 'yang didefinisikan dengan jelas' dalam merespons 'pelecehan dan ancaman yang berulang kali dilakukan pesawat-pesawat dan kapal-kapal tempur musuh tahun ini'.
Taiwan memiliki 'hak untuk membela diri dan melakukan serangan balasan'. Taiwan, jelas Kemenhan, telah mengikuti pedoman 'tak ada eskalasi konflik'. Taiwan tidak akan melakukan provokasi, tapi juga 'tidak takut dengan musuh.
China menggelar latihan militer untuk menunjukan kemarahan mereka atas kunjungan pejabat Departemen Luar Negeri AS ke Taiwan. Pada Senin ini surat kabar pemerintah China Daily menulis dalam tajuk rencana mereka Amerika Serikat sedang untuk menggunakan Taiwan untuk mengekang China.
China Daily menambahkan tidak ada yang boleh meragukan tekad Negeri Tirai Bambu mempertahankan kedaulatan mereka di Taiwan. "Pemerintah AS seharusnya tidak dibutakan oleh rasa frustasi mereka menahan kebangkitan Cina yang damai dan menuruti kecanduan AS pada hagemoni," kata surat kabar itu.
China marah dengan meningkatnya dukungan AS pada Taiwan, termasuk dua kunjungan pejabat tinggi pada dua bulan terakhir, yakni Menteri Kesehatan Alex Azar bulan Agustus lalu dan Wakil Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi Keith Krach pada bulan ini.
AS memang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, namun Paman Sam menjadi pendukung terkuat dan pemasok senjata terbesar pulau demokratis tersebut.