Senin 21 Sep 2020 16:38 WIB

Santri di Dua Pesantren Banyumas Melaksanakan Tes Swab

Ada sejumlah santri di dua pesantren Banyumas positif covid-19.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Muhammad Hafil
Santri di Dua Pesantren Banyumas Melaksanakan Tes Swab. Foto: Ilustrasi Pesantren
Foto: Republika/ Wihdan
Santri di Dua Pesantren Banyumas Melaksanakan Tes Swab. Foto: Ilustrasi Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Wabah Covid 19 di Kabupaten Banyumas, makin meluas. Belakangan, ada dua pesantren yang diminta Pemkab untuk melakukan lockdown. Kedua pesantren tersebut, terdiri pesantren di Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang dan pesantren mahasiswa di Watumas Kecamatan Purwokerto Utara. ''Di dua pesantren tersebut, sudah ada santrinya yang dipastikan positif Covid 19,'' jelas Bupati Achmad Husein, Senin (21/9).

Menurutnya, di pesantren Desa Karanggintung, ada sebanyak 9 santri yang sudah dipastikan positif Covid 19. Menyusul temuan itu, pihaknya sudah melakukan test swab terhadap santri lainnya.

Baca Juga

Sedangkan di pesantren wilayah Watumas Kecamatan Purwokerto Utara, baru 1 orang santri yang dipastikan positif Covid 19. Meskipun baru seorang, Bupati menyebutkan, ada 30 santri lain di pesantren tersebut yang mengalami gejala khas terjangkit Covid 19.

''Ke-30 santri itu, kehilangan indra penciumannya sehingga tidak bisa membaui apa pun. Ini merupakan salah satu gejala khas Covid 19,'' jelasnya. Untuk itu, pada santri di pesantren Watumas ini juga sudah dilakukan tes swab.

''Total ada 194 santri dari kedua pesantren tersebut yang kita lakukan tes PCR melalui sampel hasil swab. Hasilnya, masih belum keluar. Jumlah ini mungkin saja bertambah, bila hasil tracing menemukan ada tambahan,'' katanya.  

Terkait kondisi ini, Bupati mengaku sudah memerintahkan agar pengelola pesantren melakukan lockdown terhadap para santrinya. Para santri yang hasil tes swabnya belum keluar, diminta untuk tidak keluar masuk pesantren. Demikian juga orang dari luar, diminta tidak masuk pesantren.

Pada pesantren-pesantren lain di Banyumas, Bupati juga meminta agar mereka lebih waspada. ''Para santri yang sudah berada di pondok, agar sebisa mungkin tidak keluar pondok. Kalau pun harus keluar, harus benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan,'' jelasnya.

Demikian juga bagi orang luar pondok yang hendak masuk, agar benar-benar diperiksa kondisi kesehatannya. ''Jangan sampai orang luar yang menulari para santri di pondok,'' katanya.

Bupati juga meminta, agar para ustad atau ulama pondok yang sudah berusia lanjut, agar dijauhkan dari kemungkinan terjangkit Covid 19. ''Sebisa mungkin, para ulama yang sudah sepuh ini dilindungi. Jangan sampai terjangkit, karena resikonya lebih tinggi,'' katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement