Senin 21 Sep 2020 18:30 WIB

Trauma Tenar, Lady Gaga Setiap Hari Terpikir Bunuh Diri

Ketenaran pernah pengaruhi kesehatan mental Lady Gaga tapi dia berhasil mengatasinya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Lady Gaga mengenakan masker perak mengkilap karya desainer Indonesia pemilik jenama Maison Met, Mety Choa. Gaga pernah mengalami masalah kesehatan mental di awal ketenarannya.
Foto: Dok Maison Met
Lady Gaga mengenakan masker perak mengkilap karya desainer Indonesia pemilik jenama Maison Met, Mety Choa. Gaga pernah mengalami masalah kesehatan mental di awal ketenarannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikon pop dunia Lady Gaga telah cukup lama bergelut dalam advokasi kesehatan mental melalui Born This Way Foundation. Belum lama ini, pemenang 11 Grammy itu juga berbagi tentang trauma pribadi yang menginspirasi album studio keenamnya Chromatica.

Gaga mengungkapkan pengalaman masa lalunya saat mencoba bunuh diri. Itu terjadi setelah ia menyadari bagaimana ketenaran telah memengaruhi kesehatan mentalnya. Cerita tersebut ia sampaikan saat berbicara dengan Lee Cowan dari Sunday Morning, dilansir lama Daily Mail, Senin (21/9).

Baca Juga

Di masa-masa kelamnya, perempuan berusia 34 tahun itu mengaku kerap merenungkan bunuh diri setiap hari. "Saya tidak benar-benar mengerti mengapa saya harus hidup selain berada untuk keluarga saya. Itu adalah pemikiran dan perasaan yang nyata: "Mengapa saya harus bertahan?," katanya.

Gaga mengatakan bahwa menghadapi masalah mental tidak selalu mudah. Ia menyarankan bagi yang memiliki masalah mental untuk berbagi dengan orang lain.

Gaga terbiasa menunjukkan perasaannya. "Saya dulu menyakiti diri sendiri. Saya biasa berkata, lihat. Saya melukai diri saya sendiri. Lihat, saya terluka. Karena saya pikir tidak ada yang bisa melihat. Menyebabkan kesehatan mental, itu tidak terlihat," ungkapnya.

Gaga juga menjelaskan lirik musik yang baru-baru ini dirilis, "Pop a 911," juga mengacu pada terapi yang harus ia jalani. Gaga menyebut bahwa album keenamnya benar-benar mengungkap kondisi mentalnya yang pernah terganggu.

"Saya benar-benar menyerah pada diri saya sendiri, saya benci menjadi terkenal. Aku benci menjadi bintang. Saya merasa lelah dan lelah," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement