Senin 21 Sep 2020 17:15 WIB

Mayoritas Pegawai Kemenkes Positif Covid-19 Sudah Sembuh

Yuri sebut sebagian besar pegawai Kemenkes positif Covid-19 tanpa gejala.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan kebanyakan pegawai Kemenkes yang positif terinfeksi virus corona-19 tanpa gejala. Saat ini, sebagian besar pegawai sudah sembuh.

“Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin tidak sampai 10 orang. Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi,” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (21/9).

Baca Juga

Yuri menilai pegawai Kemenkes yang positif Clvid-19 penularannya tidak terjadi di kantor Kemenkes. Ia mengatakan penularan Covid-19 yang terjadi pada pegawai Kemenkes bisa saja terjadi di luar kantor. 

“Ini adalah penyakit menular yang faktor pembawa penyakitnya adalah orang. Gambaran akhir-akhir ini sudah semakin terlihat bahwa kasus-kasus yang terkonfirmasi positif dari pemeriksaan swab itu sebagian besar bahkan ada yang memperkirakan 80 persen tanpa gejala. Ini lah yang jadi problem, karena mereka tidak sakit,” katanya.

Yuri pun mengungkapkan dua alasan terkait klaim ini. Pertama, ia menjelaskan, kantor Kemenkes memang ada di Kuningan, tetapi sebagian besar pegawainya diperbantukan di luar kantor, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) baik di Bandara Soekarno Hatta mupun di Bandara Halim Perdana Kusuma. 

Ada juga pegawai Kemenkes yang diperbantukan di RS Darurat Wisma Atlet yang setiap hari menerima ribuan orang untuk melakukan kontak tracing. Bahkan, ada juga pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium memang tidak pernah temui pasien tapi memeriksa virusnya langsung. 

Setiap hari, petugas laboratorium yang harus memeriksa spesimen lebih dari 1.000 pasti memiliki risiko tertular. Ini bagian dari risiko yang sudah diprediksi. 

“Ini adalah risiko yang kita tanggung. Ini bukan tertular di kantor Kemenkes, di kantor Kementerian orangnya tinggal sedikit karena berada di pos-pos terdepan melaksanakan penanganan Covid-19,” ujarnya.

Kedua, ia menambahkan, pegawai Kemenkes banyak yang bertempat tinggal di Jabodetabek. Setiap hari, mereka berangkat dari rumahnya dengan menggunakan berbagai moda transportasi sehingga risiko penularan bisa terjadi di mana saja.

Karena itu, ia menekankan, sekarang tidak ada lagi disebutkan klaster perkantoran, tapi klaster Jabodetabek. “Kontak tracing yang kita lakukan terhadap semua pegawai Kemenkes yang positif Covid-19 itu penularannya tidak terjadi di kantor. Sekarang ini tidak bisa lagi disebutkan klaster kantor, ini sudah klaster Jabodetabek,” katanya.

Ia mengatakan, Kemenkes menerapkan SOP yang sangat ketat bagi pegawai yang boleh ditugaskan di luar kantor adalah mereka yang tidak memiliki komorbid. Sementara itu, dia melanjutkan, Kemenkes juga menerapkan SOP di kantor seperti penyemprotan disinfekatan tiga kali dalam seminggu mencakup seluruh ruangan yang ada di kantor Kemenkes. 

Tak hanya kantor, semua pegawai setelah melakukan tugas bergantian harus diswab, termasuk menteri kesehatan, setelah melakukan kunjungan kerja ke daerah begitu kembali ke kantor harus diswab. “Dengan swab yang banyak kita bisa temukan semua orang positif Covid-19 karena memang tujuan kami melakukan proteksi pada pegawai supaya mereka bisa terjaga betul kondisi fisiknya dan kinerja ya bisa maksimal,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement