REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - PBB pada Minggu mengatakan penangguhan penerbangan sejak awal bulan ini di Bandara Internasional Sana'a menyebabkan keterlambatan datangnya 207 ton bantuan medis untuk memerangi pandemi Covid-19 di Yaman.
“#Yaman: Lembaga bantuan meningkatkan respons. Namun, penangguhan Bandara Sana'a telah menambah tantangan akses tambahan. Sebanyak 207 ton peralatan tanggap darurat #COVID19 & personel kemanusiaan telah ditunda sejak 9 September,” tulis Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Yaman melalui Twitter.
Pada 9 September, kelompok pemberontak Houthi mengumumkan bahwa Bandara Internasional Sana'a ditutup untuk penerbangan PBB dan penerbangan kemanusiaan karena kekurangan bahan bakar.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sana'a.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi melawan pemberontak meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Houthi.
Puluhan ribu rakyat Yaman, termasuk warga sipil, tewas dalam konflik yang menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia karena jutaan orang berisiko kelaparan.