Senin 21 Sep 2020 18:23 WIB

Permintaan Maaf Pria Pengembang Racun Mematikan Novichok

Ilmuwan Rusia Leonid Rink membantah pernyataan Mirzayanov.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Racun Novichok
Foto: Republika
Racun Novichok

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Vil Mirzayanov, seorang ilmuwan Rusia yang terlibat dalam pengembangan agen saraf Novichok, meminta maaf kepada tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny. Dia merasa ikut bertanggung jawab atas peristiwa peracunan yang menargetkan pengkritik utama pemerintahan Presiden Vlaidmir Putin tersebut.

"Saya meminta maaf yang mendalam kepada Navalny atas fakta bahwa saya mengambil bagian dalam bisnis kriminal ini, mengembangkan zat yang meracuninya," kata Mirzayanov dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Russia's TV Rain pada Sabtu (19/9), dikutip laman Aljazirah, Ahad.

Baca Juga

Saat ini Mirzayanov tinggal di Amerika Serikat (AS). Menurut dia, kendati efeknya cukup parah, Navalny pada akhirnya akan pulih. "Navalny hanya harus bersabar, tapi pada akhirnya dia seharusnya sehat," ucapnya seraya menambahkan bahwa proses pemulihan dapat memakan waktu selama hampir satu tahun.

Sementara itu ilmuwan Rusia Leonid Rink, membantah pernyataan Mirzayanov. Dia menyebut Mirzayanov hanya ahli kimia biasa yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan Novichok pada era Uni Soviet. "Dia tidak ada kaitannya dengan penciptaan Novichok," ujar Rink seraya menambahkan bahwa Mirzayanov tidak mengetahui efek biologis dari zat kimia tersebut.

Menurut Rink, jika Navalny diracun menggunakan Novichok, tokoh oposisi Rusia akan mati. "Dia tidak akan selamat jika itu Novichok," ujarnya.

Pada 20 Agustus lalu Navalny diracun di pesawat saat sedang melakukan perjalanan ke Siberia. Dia pingsan setelah meminum teh yang disajikan kepadanya. Awalnya dia menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di kota Omsk, tapi akhirnya dirujuk ke Berlin’s Charite Hospital, Jerman, pada 22 Agustus.

Setelah berada dalam kondisi koma selama hampir dua pekan, Navalny berhasil siuman. Namun dia masih sulit berbicara. Kemampuan motoriknya pun belum sepenuhnya pulih. Navalny harus berjuang hanya untuk menuang air ke gelas atau menggunakan ponsel. Pemerintah Jerman telah menyatakan bahwa Navalny diracun menggunakan Novichok. Tes laboratorium di tiga negara membuktikan dan menegaskan temuannya.

Navalny merupakan tokoh oposisi terkemuka di Rusia. Dia adalah kritikus utama Presiden Vladimir Putin. Selama satu dekade terakhir, Navalny tekun merilis video di Youtube yang menjabarkan praktik korupsi di semua tingkatan pemerintahan. Hal itu telah membuatnya mendapatkan banyak musuh. Navalny telah berulang kali ditahan karena mengatur pertemuan publik dan demonstrasi anti-pemerintah. Dia dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement