Senin 21 Sep 2020 18:33 WIB

Komandan Militer India dan China Kembali Gelar Pertemuan

India dan China saling tuduh soal ketegangan di perbatasan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Jejak perang mematikan China versus India.
Foto: New York Times
Jejak perang mematikan China versus India.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Komandan senior militer India dan China kembali menggelar pertemuan. Mereka membahas ketegangan di perbatasan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Pertemuan Senin (21/9) ini berlangsung di daerah China, Moldo yang menghadap ke daerah Ladakh, India.  Salah satu pejabat India yang tidak bisa menyebutkan namanya karena peraturan pemerintah mengatakan seorang pejabat Departemen Luar Negeri India turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga

Dua raksasa itu sudah menggelar sejumlah pertemuan militer, diplomatik dan politik. Menteri pertahanan India dan China sudah melakukan negosiasi di Moskow pada pekan ini. Tapi ketegangan di perbatasan masih panas.

Baik India maupun China tidak mengungkapkan detail ketegangan-ketegangan di perbatasan. Namun liputan-liputan media dua negara itu menunjukan ketegangan ini merusak hubungan bilateral mereka.

Bentrokan prajurit di wilayah Ladakh pada Juni lalu menjadi bentrokan paling mematikan selama puluhan tahun. Dalam perkelahian yang terjadi di ujung jurang, para tentara saling menyerang dengan tongkat, batu atau tinju mereka.

Sebanyak 20 tentara India tewas dalam peristiwa tersebut. Kabarnya juga ada korban jiwa dari pihak China, tapi Negeri Tirai Bambu tidak mengungkapkan detail mengenai bentrokan tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir India dan China saling tuduh lawan masing-masing mengirimkan tentara ke wilayah perbatasan dan melepaskan tembakan peringatan untuk pertama kalinya setelah 45 tahun. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik militer skala besar.

Hubungan kedua negara memang kerap merenggang karena perbatasan. Pada tahun 1962 mereka berperang di wilayah Ladakh dan berakhir dalam gencatan senjata.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement