REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Sejumlah siswa di Turki kembali ke sekolah mereka pada Senin setelah negara itu membuka sebagian sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Semua sekolah di Turki ditutup sejak 16 Maret, beberapa hari setelah negara itu mengonfirmasi kasus virus korona pertamanya. Tahun ajaran 2019-2020 secara resmi dinyatakan berakhir pada Juni.
Awalnya, pemerintah mengumumkan bahwa sekolah akan dibuka kembali pada 31 Agustus. Namun, meningkatnya jumlah infeksi menunda pembukaan hingga 21 September dengan mengurangi jumlah siswa yang masuk.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, para murid akan menghadiri kelas satu kali dalam sepekan dari 21 sampai 25 September, dan dua kali pada 28 September hingga 2 Oktober, sisanya akan dilakukan dengan kurikulum daring.
Akan ada lima jam pelajaran berdurasi 30 menit yang akan diselingi dengan istirahat selama 10 menit. Kehadiran di sekolah tidak wajib, sehingga jika ada orang tua yang mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya, mereka bisa tetap belajar dari rumah.
Sementara itu, pendidikan untuk siswa dari kelas yang lebih tinggi akan dilanjutkan secara online melalui Jaringan Informasi Pendidikan (EBA) TRT.
Sementara guru memberikan pelajaran langsung, siswa bisa mengembangkan keterampilan akademik dan sosial dengan mengunduh aplikasi yang disiapkan untuk meningkatkan keterampilan membaca, pemahaman dan matematika.
Area Titik Dukungan EBA juga telah ditetapkan di sekolah dan berbagai institusi untuk memastikan siswa yang kekurangan komputer atau akses internet di rumah bisa tetap memanfaatkan program daring tersebut.
Turki mengembangkan program EBA pada musim semi tahun ini, setelah negara itu beralih ke pembelajaran jarak jauh untuk sekolah menengah dan atas sebagai bagian dari langkah-langkah mencegah penyebaran virus.
Ikuti Whatsapp Channel Republika