REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Oposisi pemerintah Rusia, Alexei Navalny meminta Negeri Tirai Besi menyerahkan pakaian yang ia pakai saat jatuh koma bulan lalu. Navalny menuduh Moskow menahan bukti penting yang dapat membuktikan ia diracun.
Kritikus Presiden Vladimir Putin itu mengatakan sebelum ia akhirnya diizinkan menjalani pemeriksaan dan perawatan di Jerman. Pihak berwenang Rusia mengambil pakaian yang ia kenakan saat tiba-tiba jatuh sakit dalam sebuah penerbangan domestik.
"Sebelum mereka mengizinkan saya dibawa ke Jerman, mereka mengambil semua pakaian saya dan mengirim saya dalam keadaan tanpa busaba," tulis Navalny di situsnya, Senin (21/9).
Jerman mengatakan tiga negara telah menyatakan Navalny diracun dengan racun saraf Novichok. Negara-negara Barat menuntut Rusia menjelaskan mengenai kasus tersebut.
"Mengingat Novichok ditemukan di tubuh saya dan infeksi melalui kontak sangat mungkin terjadi, pakaian saya menjadi bukti yang sangat penting," tambah Navalny.
Moskow mengatakan belum melihat adanya bukti kejahatan dalam kasus Navalny dan menolak membuka penyelidikan. Kremlin membantah terlibat dalam kasus tersebut. "Saya meminta pakaian saya dikemas dengan hati-hati di dalam tas plastik dan dikembalikan ke saya," kata Navalny.
Rusia mengatakan sebelum menggelar penyelidikan resmi mereka harus menemukan bukti yang lebih banyak lagi untuk memastikan memang ada tindak kejahatan dalam kasus Navalny. Moskow meminta Berlin menyerahkan catatan medis Navalny untuk ditinjau.
"Penyelidikan pra-investigasi selama 30 hari digunakan untuk menyembunyikan bukti-bukti penting," kata Navalny.