Selasa 22 Sep 2020 00:05 WIB

Pertamina dan CPC Taiwan Bangun Industri Senilai Rp 100 T

Proyek dengan nilai investasi Rp 100 triliun itu mampu menyerap ribuan tenaga kerja.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Seorang petani asal Desa Majakerta menjemur gabahnya di depan Pertamina RU6 Balongan, Kabupaten Indramayu, Ahad (20/9). Desa tersebut akan direlokasi untuk pembangunan Proyek Peteochemical Complex.
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Seorang petani asal Desa Majakerta menjemur gabahnya di depan Pertamina RU6 Balongan, Kabupaten Indramayu, Ahad (20/9). Desa tersebut akan direlokasi untuk pembangunan Proyek Peteochemical Complex.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pembangunan Proyek Petrochemical Complex Jabar di Kabupaten Indramayu hasil kerja sama Pertamina dan CPC Taiwan, segera dimulai. Proyek dengan nilai investasi senilai Rp 100 triliun itu mampu menyerap ribuan tenaga kerja dan diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Untuk penetapan lokasi tahap satu sudah selesai dan akan segera dilakukan proses ganti untung bagi masyarakat pada Oktober 2020," ujar Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, usai rakor dengan tim Pertamina yang membahas persiapan pembangunan proyek itu, di Aula Bappeda Kabupaten Indramayu, Senin (21/9).

Taufik menjelaskan, pembangunan Proyek Petrochemical Complex itu membutuhkan luas tanah sekitar 331,92 hektare, yang terdiri dari 2.182 bidang tanah. Lokasinya berada di enam desa, yakni Desa Sukaurip, Tegal Sembadra, Sukareja, Balongan dan Majakerta, yang semuanya terletak di Kecamatan Balongan serta Desa Limbangan di Kecamatan Juntinyuat.

Kepala ATR/BPN Kabupaten Indramayu, Ristendi Rahim, menyebutkan, pengadaan tanah tahap satu untuk proyek itu seluas 162,01 hektare, dengan 533 bidang. Saat ini, pengadaan tanah tahap satu sedang dalam proses penilaian. "Insya Allah besok (Selasa) tuntas," ujar Ristendi.

Taufik mengungkapkan, keberadaan investasi terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang menjadi berkah tersendiri bagi Kabupaten Indramayu. Dia pun berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar yang menunjuk Kabupaten Indramayu menjadi lokasi Proyek Petrochemical Complex.

Taufik menyatakan, pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi mengenai rencana pembangunan industri petrokimia tersebut. Dia meyakini, keberadaan industri itu dapat memberikan lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan perekonomian bagi warganya.

Dalam kesempatan yang sama, Projek Koordinator PT Petrochemical Complex, Dani Prasetiawan, menyebutkan, kegiatan pembangunan proyek itu dibagi menjadi tiga tahap. Yakni tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasional.

Untuk tahap pra konstruksi, akan dilakukan pada 2021 hingga 2023 dan menyerap tenaga kerja sekitar 250 orang. Sedangkan tahap konstruksi, dibutuhkan sekitar 20 ribu orang sepanjang 2023 – 2027 dan tahap operasional pada 2027.

"Untuk tahap operasional nantinya akan mempekerjakan sekitar 2.500 orang," ujar Dani.

Terkait tenaga kerja, Taufik berharap, agar ada pelatihan yang diselenggarakan Pertamina bagi warga Kabupaten Indramayu. Dia menegaskan, pelatihan itupun harus berupa keterampilan yang dibutuhkan di dalam proyek itu sehingga peserta pelatihan dapat terserap.

"Proyek ini harus sukses. Tapi masyarakat kita juga harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik," tegas Taufik.

Sebelumnya, kabar mengenai rencana pembangunan industri petrokimia tersebut juga disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. "Akan ada investasi tahun depan (2020) di Indramayu, terbesar di Jabar, senilai Rp 100 triliun," kata gubernur yang biasa disapa Emil, saat membuka acara Riksa Budaya Jawa Barat 2019 di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Rabu (11/12/2019).

Emil mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada pihak investor untuk memperioritaskan warga Kabupaten Indramayu sebagai pekerjanya. Bahkan, warga asli Kabupaten Indramayu juga mesti dilatih agar mereka paham mengenai pekerjaan di perusahaan tersebut.

"Jadi dengan adanya investasi itu, warga Indramayu akan menjadi tuan di negerinya sendiri," tandas Emil. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement