REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepolisian Hong Kong menyangkal tuduhan bahwa Kepolisian Shenzen memasuki perairan Hong Kong saat menangkap 12 warga Hong Kong, yang diduga akan menyeberang ke Taiwan.
Ke-12 orang tersebut ditahan oleh pihak Kepolisian Shenzhen pada 23 Agustus atas tuduhan melintas wilayah perbatasan secara ilegal, demikian dilaporkan media China dan Hong Kong, Senin (21/9).
Mereka ditangkap oleh polisi pantai China saat berupaya melarikan diri dari Hong Kong ke Taiwan, menurut laporan media. Kepolisian Hong Kong, Ahad (20/9), menyatakan bahwa kepolisian China akan menangani kasus itu sesuai peraturan yang berlaku.
Lembaga penegakan hukum Hong Kong itu menegaskan tidak ada kapal penjaga pantai China yang memasuki atau bersiaga di wilayah perairan Hong Kong saat penangkapan ke-12 tersangka. Kepolisian Hong Kong mengeluarkan pernyataan tersebut untuk menanggapi permintaan beberapa anggota keluarga ke-12 tersangka agar kepolisian kota itu merilis informasi lokasi 12 tersangka berdasarkan radar informasi yang ada di kapal saat mereka tertangkap.
Para anggota keluarga juga menuntut pemerintah Hong Kong mengizinkan mereka bertemu dan bertatap muka dengan 12 tersangka yang ditahan di China itu untuk memastikan keselamatannya. Polisi Hong Kong menyatakan pihak yang berkompeten akan terus berkomunikasi dengan pihak keluarga, memberikan informasi secara berkala, dan memberikan bantuan sewajarnya, lapor Global Times.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam cicitannya di Twitter menyebut 12 tersangka itu bukan aktivispro demokrasi, melainkan elemen yang berusaha memisahkan Hong Kong dari China.