REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan tidak menyenangkan antara manajer Sheffield United Chris Wilder dengan VAR mencapai titik terendah ketika timnya kalah 0-1 melawan Aston Villa. Sheffield harus bermain dengan 10 pemain hampir sepanjang laga yang berlangsung Selasa (22/9) dini hari WIB. Kali ini bukan karena kesalahan VAR yang menjadi musabab, melainkan diabaikannya penggunaan teknologi tersebut oleh pengadil pertandingan.
Wilder dibuat bingung setelah John Egan mendapat kartu merah pada menit ke-12 karena menarik kaus striker Villa Ollie Watkins. Wasit Graham Scott agak jauh dari insiden itu tetapi memutuskan insiden itu sebagai pelanggaran yang menggagalkan peluang mencetak gol dan mengusir Egan dari lapangan lebih awal. Padahal hakim garis tidak mengangkat bendera sebagai tanda terjadi pelanggaran.
Wilder yang terlambat menghadiri konferensi pers karena berusaha menanyakan soal insiden itu kepada wasit menyebut insiden tersebut seharusnya dicek oleh VAR dan Scott seharusnya melihat monitor pinggir lapangan.
"Saya sama sekali tidak mengerti mengapa keputusan itu langsung sebagai kartu merah dan tidak ada dialog dengan asisten wasit," kata Wilder seperti dikutip Reuters.
Ia menilai, sulit untuk yakin 100 persen dari posisi Graham yang berada di belakang kedua pemain kemungkinan mereka tidak saling memegang. Yang menjadi pertanyaan besar bagi Wilder adalah asisten wasit berjarak lebih dekat dan memiliki pandangan paling jelas, tapi membuat keputusan untuk tidak mengangkat bendera. Ini sinyal tidak adanya pelanggaran.
"Saya benar-benar bingung sebagai pemain dan manajer profesional selama 35 tahun terakhir. Saya bahkan lebih bingung lagi malam ini," kata dia.
Gol bersih tim Wilder dianulir saat melawan Villa pada Juni lalu. Ketika itu teknologi garis gawang gagal mengantisipasinya pada pertandingan pertama setelah Liga Primer bergulir lagi pasca-jeda pandemi Covid-19.
Musim lalu Sheffield United juga harus masygul golnya dianulir oleh VAR ketika melawan Tottenham Hotspur saat kaki John Lundstram dinyatakan offside setelah proses pengambilan keputusan yang lama.
Lebih buruk lagi yang terjadi Selasa dini hari itu adalah saat Wilder menilai pemain Villa Matt Targett seharusnya dikeluarkan dari lapangan karena melanggar Chris Basham. Wasit hanya memberikan penalti pada babak pertama yang gagal dieksekusi oleh Lundstram karena dimentahkan dengan baik oleh kiper Emiliano Martinez.
"Dia (Bash) menghalangi pemain kami, peluang pupus dan itu kartu merah," kata Wilder. "Itu kartu merah, dia menghentikan peluang mencetak gol. Sekalipun dia (Lundstram) gagal mengeksekusi penalti, mestinya tetaplah 10 lawan 10."