REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pesanan pesawat jet Prancis Rafale untuk India telah mendarat. Militer India melakukan penerbangan "pengenalan" di atas wilayah perbatasan yang disengketakan dengan China.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengatakan lima pesawat pertama dari total pesanan 36 pesawat Rafale secara resmi ditugaskan pada 10 September. Singh menjelaskan pemesanan pesawat jet ini menyiratkan sebuah "pesan kuat" untuk musuh-musuh New Delhi. India diketahui merogoh kocek senilai 9,4 miliar dolar AS untuk memesan pesawat jet buatan Prancis tersebut.
"Jet tempur Rafale telah diperkenalkan di daerah operasional kami termasuk Ladakh," kata seorang pejabat senior angkatan udara yang tidak disebutkan namanya yang dikutip Malay Mail dari AFP, Selasa (22/9).
Penerbangan pesawat jet Rafale dilakukan ketika komandan militer India dan China mengadakan pembicaraan putaran terakhir untuk meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya. Kementerian Pertahanan mengatakan pesawat tempur Rafale sudah terbiasa dengan lingkungan operasional India.
"(Rafale) telah menjalani pelatihan terintegrasi yang intens dengan armada tempur lain termasuk penembakan senjata canggih," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan.
India mengakui alat pertahanan militer mereka berada di belakang China dan negara-negara lainnya. Pembelian jet tempur Rafale adalah salah satu upaya pemerintah India untuk meningkatkan kekuatan militernya.
Pada pertengahan Juni, tentara China dan India terlibat dalam pertempuran tangan kosong di wilayah Ladakh. Pertempuran ini menewaskan 20 tentara India. China juga mengklaim tentaranya menjadi korban dalam pertempuran tersebut. Namun China tidak mengungkapkan jumlah tentara yang menjadi korban.
Insiden lainnya terjadi di awal September. Ketika itu, tembakan dilepaskan untuk pertama kalinya dalam 45 tahun di perbatasan India dan China.