REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr A Ilyas Ismail MA
Dikisahkan, sekembalinya dari sebuah pertempuran, Rasulullah SAW berkata, Kita baru saja pulang dari jihad (perang) kecil menuju jihad terbesar (al-jihad al-akbar).” Sambil terperangah, para sahabat bertanya, Apakah gerangan perang terbesar itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, ‘’Mujahadat al-Nafs” (perang menaklukkan diri sendiri). (HR Baihaqi dari Jabir).
Meskipun dipandang lemah oleh al-Albani dalam Silsilat al-Dha`if wa al-Maudhu`ah, hadis ini sesungguhnya dapat dipandang sahih ditilik dari segi maknaya (shahih fi al-ma`na). Ada beberapa hadis lain yang semakna dan derajat kualitasnya lebih tinggi. Di antaranya hadis yang menyatakan, Petarung sejati (mujahid) adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri. Orang yang hijrah adalah orang yang mampu meninggalkan keburukan.’’ (HR Ahmad dan Baihaqi dari Fadhalah ibn `Ubaid).
Untuk keluar sebagai pemenang dalam perang terbesar ini, kita perlu mengetahui dan melakukan beberapa hal. Pertama, mengenali musuh utama kita sendiri, yaitu hawa nafsu. Dalam Alquran, kata hawa bermakna keinginan atau kecenderungan kepada sesuaatu yang buruk atau sesuatu yang melawan kebenaran dan kebaikan.