REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Musisi Marilyn Manson pernah mengalami cedera serius pada 2017. Saat manggung bersama band-nya di New York, Amerika Serikat (AS), dia tertimpa properti panggung. Fibula alias tulang betisnya patah di dua bagian akibat insiden itu.
Berbicara kepada Zane Lowe di salah satu acara Apple Music, Manson mengatakan rasa sakit akibat cedera itu sangat luar biasa. Akan tetapi, saat pemulihan dan sudah boleh keluar dari rumah sakit, Manson menolak obat penghilang rasa sakit yang diresepkan.
"Saya tidak mengambilnya. Maksud saya, memang diberikan saat di rumah sakit, juga ketika operasi. Tapi mengingat kebiasaan masa lalu saya memakainya untuk penggunaan rekreasional, saya tidak mau terjebak lagi," ungkap pria 51 tahun itu.
Manson khawatir dirinya menjadi ketagihan obat pereda sakit dan tidak bisa lepas darinya, seperti dulu. Pelantun lagu "The Beautiful People" itu kini sangat berhati-hati dengan zat apa pun yang dia masukkan dalam tubuhnya, bahkan obat medis dengan resep dokter sekalipun.
"Memang sakit sekali, tapi reseptor rasa sakit pada otak, bisa mengubah caramu berpikir, mengubah kortisol, dopamin, semua yang ada di otak, benar-benar berubah," tutur pemilik nama asli Brian Warner itu, seperti dikutip dari laman Music News, Selasa (22/9).
Tekad kuat Manson benar-benar membuktikan hasil. Dengan pemasangan 10 sekrup pada kakinya yang cedera, sang rocker sudah bisa naik panggung lima pekan usai insiden. Dia bercerita, rekan sesama musisi Dave Grohl dan Axl Rose turut bersimpati dengan kejadian itu.
Kedua musisi itu juga pernah mengalami cedera saat manggung sebelum insiden Manson. Ketika tampil di panggung dalam kondisi masih patah kaki, mereka duduk di kursi singgasana khusus yang nyaman. Masing-masing menawarkan kursinya untuk digunakan Manson.
"Dave Grohl dan Axl Rose dengan sangat baik menawarkan kursi mereka. Saya menolaknya dan menemukan kursi roda elektrik yang bagus. Saya mencoba membuatnya jadi bagian pertunjukan dan itu adalah momen yang sama sekali tidak menyenangkan," kata dia.