Selasa 22 Sep 2020 15:02 WIB

Epidemiolog: Mobilitas Penduduk Harus Dibatasi

Pembatasan mobilitas penduduk sangat penting karena menjadi faktor penyebaran Covid

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah calon penumpang antre saat pengecekan tiket di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (21/9/2020). Pembatasan mobilitas penduduk sangat penting karena menjadi faktor penyebaran Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Antara/Fauzan
Sejumlah calon penumpang antre saat pengecekan tiket di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (21/9/2020). Pembatasan mobilitas penduduk sangat penting karena menjadi faktor penyebaran Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut Indonesia bisa jadi episentrum Covid-19 di dunia jika kasus positif corona terus bertambah. Apalagi, ketika penanganannya tidak lebih baik dari yang selama ini diterapkan di Indonesia.

Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad membenarkan pernyataan IDI tersebut. Ia menilai, Indonesia akan menjadi episentrum Covid-19 jika tidak segera ada perubahan. Episentrum yang dimaksud sendiri adalah negara transmisi terbesar.

Baca Juga

"Episentrum sebagai istilah negara dengan transmisi terbesar kasus Covid-19 itu bisa jadi. Namun, episentrum sebagai pusat penularan itu jadi tidak tepat sebab penularan sudah terjadi hampir di semua negara dunia," kata Doni, Selasa (22/9).

Direktur Pusat kedokteran Tropis FKKMK UGM ini menegaskan pemerintah harus segera mengambil langkah cepat melakukan penghentian atau pembatasan mobilitas penduduk. Dengan demikian Indonesia tidak jadi negara transmisi Covid-19 terbesar.

Pembatasan mobilitas penduduk ini sangat penting karena pergerakan orang menjadi faktor penyebar Covid-19. Pembatasan mobilitas diharapkan dapat menekan penularan agar tidak meluas di Tanah Air.

"Mobilitas penduduk harus segera dihentikan, kalau tidak dihentikan kasus akan terus meningkat," ujar Doni.

Apabila situasi telah terkendali, pembatasan mobilitas sosial bisa kembali dilonggarkan. Namun, ia menekankan jika nantinya dijumpai penularan Covid-19 kembali meluas, mobilitas penduduk lagi-lagi harus segera dibatasi.

"Ada saatnya kencangkan social distancing dan ada saatnya longgarkan social distancing," kata Doni.

Demi memutus mata rantai penyebaran, pemerintah memang sudah mengimbau agar masyarakat patuhi protokol kesehatan. Meski begitu, masyarakat belum terlalu patuh, sehingga pemerintah harus konsisten menerapkan kebijakan di lapangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement