REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Lebih dari 1.300 peserta mengikuti acara kajian Sirah Nabawiyah secara online yang diselenggarakan oleh Salimah Sumatera Utara pada Selasa (22/9). Kajian yang mengupas sejarah terjadinya Hijrah menghadirkan Ustaz Salman Al Farisi sebagai narasumber, didampingi istri sebagai moderator.
Ustaz Salman yang dikenal luas sebagai Ketua Majelis Sirah kota Medan menceritakan tekanan dan intimidasi yang dihadapi Rasulullah di 10 tahun pertama berdakwah. Puncaknya terjadi ketika Isra Miraj, pengikut Rasul terhitung hanya 70 orang. Mereka menghadapi propaganda di bidang sosial, politik, ekonomi, dan keamanan. Kaum kafir Quraisy menebarkan kebencian terhadap dakwah Rasul dan pengikutnya.
Bahkan ketika Rasulullah menghadapi masa duka dengan wafatnya paman dan istri tercinta, makin banyak yang mengolok-olok dan menekan beliau. Sehingga Rasul minta petunjuk kepada Allah, apa yang harus dilakukan. Setelah Isra Mi'raj dan pengikut tidak bertambah, maka turun perintah hijrah yang menjadi angin segar bagi Rasulullah saw.
"Penduduk Madinah memiliki keistimewaan tersendiri. Mereka telah mendengar dari orang-orang Yahudi di Madinah bahwa akan datang nabi terakhir di Mekkah. Maka ketika berhaji, mereka mendatangi Rasulullah saw untuk menyatakan keimanan. Lalu mereka memberikan tempat untuk hijrah Rasulullah saw," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Dakwah Salimah Sumatera Utara, Riza Floria menjelaskan, kajian Sirah Nabawiyah dilaksanakan secara rutin di bulan Muharram. Kajian diselenggarakan agar kaum muslimin mencintai Rasulullah secara paripurna.
"Sarapan Sirah disiarkan langsung melalui facebook Salimah Sumatera Utara setiap hari Selasa pukul 08.00 wib. Salimah Sumut menampilkan Ustadz Salman yang memang sudah sangat dikenal sebagai da'i yang berkompeten di bidang Sirah Nabawiyah dan ilmu Islam lainnya," ujar Riza.
Riza berharap dengan mengikuti acara ini, pemirsa dapat mengambil tauladan dari kepribadian Rasulullah dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan Negara.