REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Tim penyelamat Selasa (22/9) berupaya mengembalikan ratusan paus pilot di pesisir Pulau Tasmania, Australia ke laut. Sehari sebelumnya, paus-paus itu ditemukan terdampar di gundukan pasir.
Sekitar 40 ilmuwan pemerintah, 20 petugas kepolisian, nelayan lokal, serta relawan terlibat dalam upaya penyelamatan. Mereka menyebut upaya itu sebagai proses tersulit yang pernah mereka temui.
Video udara menunjukkan kebanyakan paus terdampar di area pasir di Pelabuhan Macquarie, sekitar 200 kilometer di bagian barat laut ibu kota negara bagian, Hobart. Sedangkan yang lainnya tergelepar di air yang sedikit lebih dalam.
Para ilmuwan tersebut memperkirakan sekitar 90 dari 270 paus yang terjebak di perairan dangkal itu sudah mati.
"Kami mendapati beberapa yang setengah terapung, sehingga mungkin tidak akan memakan waktu lama untuk mengembalikan mereka ke air yang dalam, dan hanya akan melibatkan sedikit kerja keras dari para kru khusus di dalam air," kata Kris Carlyon, ahli pemerintah dalam biologi satwa liar.
Paus pilot adalah spesies yang dapat tumbuh hingga tujuh meter dan bisa mencapai berat tiga ton.
Melepas paus kembali ke lautan adalah sebuah proses intensif. Langkah itu bisa dilakukan dengan mendorongnya secara fisik atau menggunakan material pengangkut, seperti tarpaulin dan ponton.
Sementara kondisi yang dingin dan basah bisa menguntungkan bagi paus. Keadaan air yang tidak mendukung dan lokasi yang jauh menjadi tantangan bagi para penyelamat.
"Kondisi ini buruk untuk orang-orang di daratan, namun sejauh (bisa membuat) paus-paus ini kembali ke air maka sudah ideal. Jika kondisinya terus seperti ini, paus-paus itu dapat bertahan selama beberapa hari," ujar Carlyon.
Para ilmuwan tidak mengetahui alasan paus bermigrasi. Kadang, paus mengikuti kawanan yang terluka atau berada dalam kesusahan.