Selasa 22 Sep 2020 17:32 WIB

Kasus Harian Masih 1.000, Pemprov Diminta Evaluasi PSBB

Pemprov DKI Jakarta diminta lakukan pengawalan ketat PSBB.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah penumpang saat akan menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta. PSBB Jakarta kembali diterapkan sejak 14 September untuk menekan laju kasus positif Covid-19.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang saat akan menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta. PSBB Jakarta kembali diterapkan sejak 14 September untuk menekan laju kasus positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 14 September 2020 lalu belum juga membuat kasus positif Covid-19 di Jakarta menurun. Hingga hari ini kasus positif Covid-19 harian Jakarta masih di atas 1.000 per harinya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah (pemda) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengawal pelaksanaan PSBB tetap berjalan dan melakukan monitoring evaluasi. Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19, Suryopratomo, menilai PSBB merupakan hal yang harus dilakukan saat ini karena kasus penularan virus di Jakarta tinggi.  

Baca Juga

"Tetapi tidak bisa hanya sekadar membuat kebijakan. Berkaca pengalaman di Jakarta awal Maret lalu memang harus ada pengawalan ketat Pemprov DKI Jakarta sebagai pemda," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (22/9).

Yang terpenting, dia melanjutkan, adalah follow up dan memastikan semuanya bisa berjalan di lapangan. Ia menegaskan, evaluasi harus dilakukan dari hari ke hari. Sebab, PSBB bukan hanya operasi kesehatan, melainkan juga operasi kemanusiaan.

"Kita sudah terlalu kendor dua bulan sejak dibentuk komite dan harga yang harus kita bayar terlalu mahal. Kita harus bekerja keras untuk menyelamatkan keadaan," katanya.

Terkait penerapan sanksi, ia mengakui upaya ini menjadi langkah agar masyarakat mau bersikap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Ia mencontohkan, masyarakat Singapura bisa disiplin karena awalnya diterapkan sanksi tegas.

Kemudian, dia melanjutkan tindakan disiplin menjadi tabiat dan kebiasaan penduduk setempat sehari-hari. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak harus ikut terlibat untuk menyelamatkan semua.

"Karena sumber penularannya manusia, maka kita harus melindungi sesama," katanya.

Ia menambahkan, saling bahu membahu koordinasi sama persis seperti saat awal Covid-19, saat itu pemerintah bersama masyarakat bahu membahu menyelamatkan bangsa ini. Persis seperti pernyataan Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang menekankan soal disiplin, baik disiplin individu maupun disiplin kolektif.

Pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.071 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini semakin mengukuhkan tren kasus harian yang semakin menanjak naik. Dari penambahan kasus hari ini DKI Jakarta tetap menyumbangkan angka tertinggi yakni 1.236 kasus baru. Menyusul kemudian Jawa Barat dengan 575 kasus baru, Jawa Timur dengan 341 kasus, Riau dengan 253 kasus, dan Jawa Tengah dengan 228 kasus baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement