REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerapkan strategi perlindungan penuh dengan melibatkan para pihak termasuk masyarakat untuk menyelamatkan badak sumatera yang populasinya kurang dari 100 individu di Indonesia.
"Badak hanya ada di Sumatera dan Kalimantan untuk badak sumatera. Badak jawa hanya di Ujung Kulon. Setiap spesies bernilai global, punya karakteristik khusus dan rumit, sehinggapenanganan pelestariannya juga jadi sangat rumit," kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno dalam webinar Selamatkan Populasi Terakhir Badak Sumatera oleh Yayasan Kehati secara daring diakses di Jakarta, Selasa (22/9).
Maka dalam perlindungan penuh tersebut ia mengatakan KLHK menerapkan Konservasi Lintas Batas yang melibatkan multi-stakeholder, multidisipliner, multi-level leadership, continous improvement based on science plus local wisdom, mentorship at field level.
"Tanpa dukungan Pemda berat sekali, karena gangguannya juga datang dari kegiatan manusia, antropogenik. Ada rencana aksi dan pekerjaan sangat besar yang harus dilakukan. Saya sudah perintahkan staf untuk melakukan 'full protection', maka ada investasi besar atau 'refocusing' pendanaan di lakukan di Taman Nasional Gunung Leuser, pendanaan dan penguatan sumber daya manusia akan kita dukung sepenuhnya ini sebagai upaya bersama," kata Wiratno.