Rabu 23 Sep 2020 06:46 WIB

Dinas Kesehatan Solo Mulai Bulan Imunisasi Anak Nasional

Ribuan siswa kelas I dari 260 SD bakal menjadi sasaran vaksinasi campak dan rubella

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak. (ilustrasi)
Foto: EPA
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mulai melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS) tahap pertama pada Senin (21/9) kemarin. Ribuan siswa kelas I dari 260 SD bakal menjadi sasaran vaksinasi campak (Measles) dan Rubella atau vaksin MR.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan pelaksanaan BIAS berlokasi di ruang kelas sekolah masing-masing. Petugas puskesmas bersama sekolah mengatur jadwal pemberian vaksin sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Adanya pembelajaran jarak jauh bisa memperlancar pelaksanaan imunisasi karena ruang kelas banyak yang tidak digunakan. Nantinya setelah imunisasi, anak kami minta duduk sebentar untuk observasi selama 30 menit," jelasnya kepada wartawan, Selasa (22/9).

Sebelum pelaksanaan imunisasi, petugas melakukan pengecekan lingkungan. Satu ruang dibatasi maksimal 10 anak untuk menghindari kerumunan. Teknisnya, anak diminta masuk ke ruang kelas lalu diimunisasi. Setelah itu anak bergeser ke ruang di sebelahnya untuk mengikuti observasi.

"Kami menargetkan bulan ini selesai. Kalaupun mundur, paling tidak sampai pekan pertama Oktober," imbuhnya.

Siti menyatakan, mayoritas sekolah sudah siap melaksanakan BIAS. Meski demikian, ada sejumlah SD yang meminta melaksanakan imunisasi mandiri. DKK mengizinkan dengan syarat hasilnya diserahkan sebelum akhir September 2020.

Di sisi lain, DKK tidak mengizinkan orang tua siswa yang meminta mengimunisasi anaknya langsung ke puskesmas sehingga tidak perlu datang ke sekolah. Alasannya, ruang puskesmas sempit sehingga tidak memungkinkan pelaksanaan imunisasi anak. Apalagi, anak harus menjalani observasi sesudah imunisasi. "Selain itu, puskesmas kan isinya orang sakit, nanti malah bisa membahayakan anak," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement