REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan penegak hukum dan keamanan siber Amerika Serikat (AS) memperingatkan 'aktor-aktor asing' berusaha menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada pemilihan presiden November. Mereka memanfaatkan lambatnya perhitungan pemungutan suara melalui surat.
Dalam pertarungan politik Donald Trump dan Joe Biden November mendatang diperkirakan jumlah pemilih AS yang akan menggunakan surat untuk menggunakan hak politiknya tembus rekor. Banyak pemilih menilai mengirimkan suara mereka melalui surat cara yang lebih aman untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum yang digelar saat pandemi virus korona yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu warga AS. Tapi biasanya penghitungan suara melalui surat lebih lama dibandingkan pemungutan di tempat pemungutan suara.
"Hal ini dapat membuat pejabat pemilih mendapatkan hasil yang tidak lengkap di malam pemilihan," kata Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) dalam pernyataan gabungan mereka, Rabu (23/9).
"Aktor-aktor asing dan penjahat siber dapat mengeksploitasi waktu yang dibutuhkan untuk mensahkan dan mengumumkan hasil pemilu dengan menyebarkan informasi palsu seperti laporan mengenai tekanan pada pemilih, serangan siber terhadap infrastruktur pemilihan, memalsukan pemilih atau surat suara," kata dua lembaga tersebut.
Mereka mengatakan tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan menggunakan situs baru atau konten-konten media sosial. Tujuannya, tambah FBI dan CISA, antara lain 'menurunkan tingkat kepercayaan pada proses elektoral dan pada institusi demokrasi AS'.
Orang-orang yang dekat dengan tim kampanye Biden mengatakan tim kampanye Biden sudah menyiapkan kemungkinan hasil awal penghitungan suara mungkin akan mengunggulkan Trump. Tapi hasilnya dapat berubah karena banyak pemilih Partai Demokrat akan menggunakan hak suara mereka melalui surat.
Pemungutan suara melalui surat menjadi isu yang memecah belah. Tanpa memberikan bukti yang jelas Trump kerap mengatakan Partai Demokrat menggunakan metode elektoral tersebut untuk mencurangi pemilu.
Tim kampanye Trump meminta pendukung presiden untuk juga meminta surat suara abstain. Berdasarkan jajak pendapat Biden sedikit lebih unggul dibandingkan Trump.