REPUBLIKA.CO.ID, Abdullah bin Qais bin Sulaim merupakan salah seorang sahabat Rasulullah Saw yang hafal Alquran. Selain itu, ia mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap kitab suci Alquran. Sahabat bergelar Abu Musa al-Asy'ari ini bukan hanya seorang sahabat yang alim, melainkan juga seorang pemimpin dan prajurit perang yang tangguh.
Ia menjadikan Alquran sebagai perisai untuk memerangi kezhaliman. Kualitas bacaannya yang luar biasa telah membuka hati banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Ia gagah sekaligus ramah. Ia pemberani sekaligus lemah lembut.
Alquran telah membuat hati Abu Musa terang. Sikap-sikapnya yang santun membuatnya mendapatkan kemuliaan di hadapan Rasulullah Saw, para sahabat, dan seluruh muslim dunia sepanjang masa. Namanya sudah banyak dicatat di berbagai buku sejarah Islam.
Dikutip dari buku Kisah-Kisah Ajaib Para Penghafal Alquran karya Wiwi Alawiyah Wahid dan Siti Aisyah disebutkan Abu Musa sangat bertanggung jawab terhadap tugasnya dan besar perhatiannya terhadap sesama manusia. Itulah yang kemudian membuat Rasulullah Saw bersabda mengenai dirinya, "Pemimpin dari orang-orang berkuda ialah Abu Musa".
Abu Musa juga melukiskan gambaran hidupnya saat berjuang bersama Rasulullah Saw, "Kami pernah pergi menghadapi suatu peperangan bersama Rasulullah Saw, hingga sepatu kami pecah berlubang-lubang, tidak ketinggalan sepatuku. Bahkan, kuku jariku habis terkelupas, sampai-sampai kami terpaksa membalut telapak kaki kami dengan sobekan kain".
Perjalanan hidup dan kisah mulia Abu Musa itu kini banyak terekam dalam buku-buku sejarah. Ia wafat dalam usia 63 tahun, yaitu pada tahun 44 Hijriah. Ia telah meriwayatkan 365 hadist.