REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Manajemen Olympique Marseille angkat bicara soal tindakan teror yang menimpa salah satu pemain mereka Alvaro Gonzalez. Perbuatan tak menyenangkan itu buntut perselisihan yang terjadi antara Gonzalez dengan bintang Paris Saint-Germain (PSG) Neymar saat kedua tim bentrok dalam lanjutan Ligue 1 Prancis 2020/2021.
Duel Marseille vs PSG mirip Real Madrid vs Barcelona di Spanyol. Bahkan, laga Marseille kontra PSG juga mendapatkan predikat Laga Klasik. Selalu ada cerita yang muncul setiap kedua tim bertemu. Kali ini hujan 11 kartu kuning dan lima kartu merah mewarnai kemenangan Marseille dengan skor 1-0. Masih ditambah tudingan Neymar kalau Gonzalez mengucapkan kata-kata rasialis kepadanya saat pertandingan. Neymar mengaku kesal karena disebut 'monyet sialan' oleh Gonzalez sehingga membalasnya dengan menampar kepala belakang pemain asal Spanyol itu. Ulah Neymar ketahuan sehingga ia dikartu merah. Tudingan Neymar ini dibantah Marseille.
"Kemenangan ini diperoleh dengan cara yang adil, dimainkan di lapangan berkat komitmen dan dedikasi para pemain, yang mampu menerapkan strategi dan rencana permainan dengan tepat," demikian pernyataan resmi klub, Rabu (23/9).
Menjawab pernyataan Neymar, pihak Marseille mengeklaim apabila tindakan nirmoral itu sama sekali tidak pernah dilakukan oleh pemain dan juga staf teknis klub.
"Gonzalez tidak rasialis, seperti yang dia tunjukkan melalui perilaku sehari-hari sejak bergabung dengan klub, dan seperti yang telah dikonfirmasi oleh rekan satu timnya. Klub tetap berada dalam kewenangan komite disiplin untuk sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan semua peristiwa yang terjadi dalam pertandingan," sambung pernyataan itu.
Lebih lanjut, pihak Marseille mengutuk penyebaran nomor telepon bek tengah asal Spanyol itu. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir Alvaro Gonzalez mendapatkan pernyataan diskriminasi dan ancaman pembunuhan kepada keluarganya.
"Olympique Marseille adalah simbol anti-rasialisme dalam olahraga profesional Prancis, mengingat sejarahnya dan Kota Marseille, yang keberagamannya berdiri kokoh dalam perjuangan tanpa henti melawan rasialisme," tutup pernyataan tersebut.