REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Facebook mengajukan banding ke Mahkamah Agung India untuk menghindari penyelidikan komite pemerintah New Delhi atas peran perusahaan media sosial itu dalam kerusuhan agama pada awal tahun ini. Dilansir dari CNN Internasional, surat banding tersebut disampaikan Rabu (23/9).
Komite mengatakan Facebook menolak hadir dengan alasan regulasi atau peraturan yang ada di platform mereka berada di bawah 'otoritas eksklusif' pemerintah nasional India. Sidang untuk mendengarkan petisi Facebook akan disampaikan pada Kamis (24/9).
"Penolakan untuk hadir di hadapan komite ini adalah upaya untuk menyembunyikan fakta penting peran Facebook dalam kerusuhan komunal di Delhi pada Februari 2020, ini menunjukan ada sesuatu yang Facebook sembunyikan," kata ketua komite dalam sidang pekan lalu.
Sudah lama Facebook menghadapi berbagai kontroversi di Amerika Serikat (AS) terutama di isu ujaran kebencian, penyebaran informasi palsu, dan bias politik. Tapi kini perusahaan teknologi raksasa itu juga menghadapi masalah yang sama di seluruh dunia.