REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem makarim mengatakan pihaknya menempatkan penanggulangan stunting sebagai salah satu program utama pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Terkait hal ini, Kemendikbud melakukan peningkatan kualitas guru PAUD agar lebih sensitif gizi dan mendorong stimulasi pertumbuhan yang baik bagi anak.
"Tenaga pendidik harus sensitif gizi, selain itu harus mampu mendorong stimulasi baik terkait pola makan, pola asuh, maupun sanitas," kata Nadiem, saat membuka Webinar Komitmen Konvergensi Cegah Stunting Melalui Peningkatan Pelayanan PAUD, dipantau di Jakarta, Rabu (23/9).
Kemendikbud, lanjut dia, mendorong terciptanya PAUD holistik terintegrasi. Adapun keberadaan PAUD holistik integratif ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Upaya ini juga dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain.
Pemerintah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Nadiem berpandangan, stunting bukan hanya masalah kesehatan dan gizi buruk, melainkan juga persoalan kemanusiaan yang membutuhkan komitmen bersama.
PAUD dianggap sebagai kunci keberhasilan pengembangkan SDM usia dini. Sebab, usia dini merupakan waktu emas seseorang tumbuh kembang. "Investasi pada usia dini merupakan investasi yang paling baik," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Nadiem menegaskan, upaya menyiapkan manusia Indonesia yang unggul akan penuh dengan tantangan. Terkait hal ini, ia mendorong agar seluruh pihak bisa mengambil peran bersama-sama untuk terus terlibat.